Ayat Matius 24:50 adalah sebuah peringatan yang mendalam dari Yesus Kristus mengenai kedatangan-Nya kembali. Frasa "pada harinya, pada saat yang tidak ia duga-duga" menegaskan bahwa waktu kedatangan Anak Manusia tidak akan diketahui oleh siapa pun di bumi ini, bahkan oleh para murid-Nya yang paling dekat sekalipun. Ini bukan berarti Tuhan tidak peduli atau bahwa kedatangan-Nya bersifat acak. Sebaliknya, ini adalah aspek dari kedaulatan-Nya yang sempurna dan cara-Nya untuk mendorong umat manusia agar senantiasa berjaga-jaga.
Dalam konteks yang lebih luas dari Matius pasal 24, Yesus sedang berbicara tentang tanda-tanda akhir zaman dan kedatangan-Nya untuk menghakimi. Dia menggunakan perumpamaan tentang waktu dan kesiapan. Perumpamaan sebelumnya, seperti kedatangan pencuri di malam hari, menekankan perlunya kewaspadaan yang konstan. Ayat 50 ini menggemakan kembali pesan yang sama: ketidakpastian waktu kedatangan-Nya seharusnya menjadi motivator utama bagi setiap orang percaya untuk hidup dalam keadaan siap sedia setiap saat.
Pesan ini relevan sepanjang masa, bukan hanya bagi para pendengar awal Yesus. Di era modern, dengan segala kemajuan teknologi dan informasi, kita mungkin cenderung merasa lebih 'tahu' atau lebih 'aman'. Namun, nubuat Yesus ini tetap berlaku. Pemahaman akan ketidakpastian waktu kedatangan-Nya harus memicu kita untuk menjalani kehidupan yang penuh makna, ketaatan, dan pelayanan kepada sesama. Ini berarti kita tidak boleh menunda pertobatan, tidak boleh mengabaikan panggilan Tuhan, dan tidak boleh terlena oleh kesibukan duniawi.
Pesan utama dari Matius 24:50 adalah panggilan untuk kesiapan rohani. Ini bukan tentang ketakutan, melainkan tentang penghargaan terhadap otoritas dan waktu Tuhan. Dengan menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita sehari-hari, memelihara hubungan yang intim dengan-Nya melalui doa, dan aktif dalam persekutuan serta pelayanan, kita dapat hidup dalam damai sejahtera, mengetahui bahwa kita siap menghadapi apa pun yang datang, termasuk saat kedatangan-Nya.