"Pulanglah, sebab anak perempuan itu belum mati tetapi tidur."
Kisah dalam Matius 9:24 merupakan momen yang sarat makna, memperlihatkan bagaimana Yesus Kristus berinteraksi dengan penderitaan manusia. Dalam konteks ini, Yesus dipanggil oleh seorang pemimpin rumah ibadat bernama Yairus yang putri kesayangannya sedang sekarat. Ketika kabar kematian datang, perkataan Yesus yang tenang dan penuh kuasa, "Pulanglah, sebab anak perempuan itu belum mati tetapi tidur," memberikan harapan di tengah keputusasaan. Ini bukan sekadar ucapan, melainkan sebuah pernyataan kebenaran ilahi yang segera dibuktikan.
Kata "tidur" yang digunakan Yesus seringkali menjadi perdebatan. Namun, dalam perspektif spiritual, ini melambangkan keadaan yang berbeda dari kematian permanen yang ditakuti manusia. Bagi orang percaya, kematian bukanlah akhir, melainkan sebuah transisi, sebuah "tidur" sementara sebelum kebangkitan sejati. Yesus menggunakan analogi ini untuk menenangkan Yairus dan memberikan gambaran bahwa apa yang tampak seperti akhir, sebenarnya adalah awal dari sesuatu yang lain. Ia datang bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk memulihkan dan memberikan kehidupan.
Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan iman yang luar biasa. Yairus, meskipun dihadapkan pada berita yang paling menyakitkan, memilih untuk percaya pada Yesus. Ia tidak hanya mendengarkan kata-kata Yesus, tetapi juga bertindak berdasarkan imannya, pergi bersama-Nya. Ini menunjukkan bahwa iman bukan hanya penerimaan pasif, tetapi tindakan aktif yang membawa kita lebih dekat kepada solusi ilahi. Di tengah badai kehidupan yang paling gelap sekalipun, keyakinan pada kuasa Tuhan dapat membawa kita melewati momen-momen terberat.
Lebih dari sekadar mukjizat kebangkitan, Matius 9:24 menyoroti belas kasih Yesus yang mendalam. Ia tidak acuh terhadap kesedihan Yairus dan keluarganya. Ia memahami kerapuhan manusia dan berinisiatif untuk memberikan kedamaian dan kelegaan. Yesus memahami bahwa kesedihan atas kehilangan orang terkasih adalah luka yang mendalam, dan Ia hadir untuk menyembuhkan bukan hanya tubuh, tetapi juga hati yang hancur. Kehadiran-Nya membawa ketenangan di tengah hiruk-pikuk ratapan dan keputusasaan.
Kisah ini juga mengingatkan kita bahwa bahkan dalam situasi yang paling mustahil, tidak ada yang terlalu sulit bagi Tuhan. Ketika dunia terlihat gelap gulita dan harapan pupus, ingatlah bahwa bagi Yesus, kematian hanyalah tidur. Ini adalah janji dan penghiburan bagi setiap jiwa yang bergumul dengan kehilangan, ketakutan, atau keputusasaan. Matius 9:24 adalah bukti abadi akan kuasa, belas kasih, dan pemulihan yang ditawarkan oleh Kristus kepada dunia. Kepercayaan pada-Nya membuka pintu bagi mukjizat dan kehidupan yang baru.