"Lalu orang banyak itu disuruh keluar dari kamar perempuan itu; dan sesudah itu Ia masuk ke kamar perempuan itu, lalu memegang tangannya, dan perempuan itu bangkitlah."
Ayat Matius 9:25 mencatat sebuah momen yang penuh kuasa dan kasih dalam pelayanan Yesus Kristus. Peristiwa ini terjadi ketika Yesus dipanggil ke rumah seorang pemimpin sinagoge bernama Yairus. Yairus datang dengan hati yang hancur dan memohon kepada Yesus untuk datang menyembuhkan putrinya yang sakit keras dan bahkan sudah dianggap meninggal. Yesus, dengan belas kasihan yang meluap, bersedia mengikutinya.
Namun, di tengah perjalanan menuju rumah Yairus, terjadi sebuah peristiwa yang menguji iman Yairus. Di tengah kerumunan orang banyak, seorang perempuan yang telah menderita pendarahan selama dua belas tahun memberanikan diri menyentuh jubah Yesus. Seketika itu juga, perempuan itu sembuh. Kejadian ini mungkin sempat menunda kedatangan Yesus di rumah Yairus, namun justru menjadi bukti nyata akan kuasa penyembuhan-Nya.
Ketika Yesus akhirnya tiba di rumah Yairus, situasi di sana sangat menyedihkan. Orang banyak sedang meratap dan menangis karena menganggap gadis kecil itu telah meninggal. Suara-suara kesedihan itu memenuhi ruangan, menambah beban duka bagi keluarga Yairus. Namun, Yesus datang dengan ketenangan dan keyakinan yang luar biasa. Ia berkata, "Mengapa kamu ribut-ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur." Pernyataan ini tentu mengejutkan banyak orang yang hadir, karena mereka tahu persis bahwa anak itu telah tiada.
Kemudian, Yesus melakukan langkah yang sangat pribadi dan penuh kasih. Ia menyuruh orang banyak itu keluar dari kamar perempuan itu. Tindakan ini mungkin bertujuan untuk menciptakan suasana yang tenang dan memungkinkan-Nya berinteraksi langsung dengan gadis itu tanpa gangguan. Di dalam kamar itu, Yesus masuk, lalu memegang tangan gadis itu. Sentuhan tangan Yesus bukanlah sekadar kontak fisik biasa. Tangan yang memegang itu adalah tangan yang penuh kuasa Ilahi, tangan yang membawa kehidupan dan kesembuhan.
Ayat Matius 9:25 dengan gamblang menggambarkan momen kebangkitan. Setelah dipegang oleh Yesus, "perempuan itu bangkitlah." Ini bukan sekadar bangun dari tidur, melainkan kebangkitan dari keadaan mati. Sebuah mukjizat yang luar biasa terjadi berkat sentuhan dan firman dari Sang Anak Allah. Peristiwa ini menegaskan kembali identitas Yesus sebagai sumber kehidupan dan kuasa atas kematian.
Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita. Pertama, betapa besar belas kasihan Yesus terhadap penderitaan manusia. Ia tidak hanya menyembuhkan secara fisik, tetapi juga memulihkan harapan dan mengalahkan maut. Kedua, pentingnya iman. Baik Yairus maupun perempuan yang menyentuh jubah-Nya, keduanya menunjukkan iman yang membawa mereka kepada kesembuhan dan kebangkitan. Ketiga, kuasa kesucian yang memancar dari Yesus. Bahkan sentuhan jubah-Nya saja sudah membawa kesembuhan. Terakhir, kesaksian akan kuasa Yesus yang melampaui segala kondisi, termasuk kematian itu sendiri. Matius 9:25 menjadi saksi bisu akan keagungan dan kasih karunia-Nya yang tak terbatas.