Matius 9:32 - Kesembuhan dan Keterkejutan

"Setelah mereka keluar dari tempat itu, lihatlah, orang membawa kepada-Nya seorang bisu yang dirasuki setan."
Harapan dan Mukjizat Datang

Ayat Mat 9:32 membuka sebuah jendela kecil namun signifikan ke dalam pelayanan Yesus Kristus. Dalam narasi yang mengalir dari perikop sebelumnya, kita melihat Yesus terus menerus menunjukkan otoritas-Nya atas penyakit, dosa, dan bahkan kematian. Kisah ini berlatar di sebuah desa di mana Yesus baru saja membangkitkan anak perempuan Yairus dari kematian, sebuah mukjizat yang mencengangkan dan memunculkan kekaguman serta rasa takut di kalangan orang banyak. Namun, seperti sering terjadi dalam Injil, momen yang luar biasa ini segera diikuti oleh peristiwa lain yang memperluas pemahaman kita tentang belas kasih dan kuasa ilahi Yesus.

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya meninggalkan rumah Yairus, kerumunan orang telah mengikuti mereka. Di tengah kerumunan inilah, sebuah pemandangan baru muncul: "orang membawa kepada-Nya seorang bisu yang dirasuki setan." Kehadiran setan yang merasuki seseorang hingga menyebabkan kebutaan dan ketidakmampuan berbicara adalah gambaran penderitaan yang mendalam. Keadaan orang ini bukan sekadar cacat fisik, melainkan manifestasi dari kekuatan jahat yang menindas dan melumpuhkan. Dalam masyarakat pada masa itu, kondisi seperti ini sering kali dianggap sebagai akibat dari dosa atau kutukan, menambah lapisan stigma dan ketakutan.

Reaksi Yesus terhadap orang bisu yang dirasuki setan ini adalah hal yang patut diperhatikan. Ia tidak ragu atau gentar, melainkan segera mendekati orang tersebut. Perhatikanlah perbedaan fokus: sementara banyak orang mungkin terkejut atau bahkan jijik, Yesus melihat kebutuhan, penderitaan, dan potensi pemulihan. Perikop ini secara implisit menunjukkan bahwa kehadiran Yesus membawa solusi bagi masalah-masalah terberat umat manusia, termasuk yang disebabkan oleh kekuatan spiritual yang gelap.

Mukjizat ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, kuasa Yesus melampaui segala bentuk penyakit dan penderitaan, termasuk yang disebabkan oleh pengaruh jahat. Ia memiliki kuasa untuk membebaskan dan memulihkan. Kedua, belas kasih Yesus tidak terbatas. Ia datang untuk menyelamatkan semua orang yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang atau tingkat keparahan masalah mereka. Orang bisu yang dirasuki setan ini, yang mungkin dikucilkan oleh masyarakat, justru menjadi fokus perhatian Yesus. Ketiga, respon orang banyak terhadap mukjizat ini, seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya, sering kali diwarnai oleh kekaguman dan pujian, namun juga terkadang oleh rasa takut atau ketidakpahaman. Ini mengingatkan kita bahwa menerima kebenaran dan kuasa ilahi terkadang membutuhkan hati yang terbuka dan kerelaan untuk melihat melampaui pengalaman biasa.

Kisah ini, yang dimulai dengan kematian yang dikalahkan, berlanjut dengan penyakit yang disembuhkan dan orang yang dibebaskan. Ini adalah bukti kekuatan penebusan dan pemulihan yang dibawa oleh Yesus. Baginya, tidak ada masalah yang terlalu besar, tidak ada penderitaan yang terlalu dalam. Melalui ayat Mat 9:32 dan perikop di sekitarnya, kita diingatkan akan harapan yang selalu tersedia dalam Yesus Kristus, harapan akan kebebasan, kesembuhan, dan hidup yang penuh.