"Mereka mengembara dari bangsa ke bangsa, dari kerajaan ke kaum yang lain."
Ayat Mazmur 105:13 membawa kita pada gambaran perjalanan yang panjang dan penuh ketidakpastian. "Mereka mengembara dari bangsa ke bangsa, dari kerajaan ke kaum yang lain." Frasa ini merangkum pengalaman orang-orang pilihan Tuhan, seperti Abraham dan keturunannya, yang seringkali hidup sebagai pengembara, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergantung sepenuhnya pada pemeliharaan ilahi. Ini bukanlah kehidupan yang menetap dan stabil, melainkan sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pergantian lingkungan.
Namun, di balik gambaran pengembaraan ini, tersembunyi janji dan realitas perlindungan Tuhan. Mazmur 105 sendiri adalah sebuah nyanyian syukur yang mengingatkan umat Tuhan akan perbuatan-perbuatan ajaib dan kesetiaan-Nya yang tak tergoyahkan. Ayat 13 ini menjadi bagian integral dari narasi tersebut, menunjukkan bahwa meskipun mereka berpindah-pindah, mereka tidak pernah ditinggalkan. Tuhan menjaga mereka, memberikan arah, dan melindungi mereka dari bahaya yang mungkin mengintai di setiap persinggahan.
Perjalanan dari satu bangsa ke bangsa lain dapat menimbulkan kerentanan. Di tanah asing, orang seringkali tidak memiliki hak yang sama, rentan terhadap penindasan, atau terpengaruh oleh budaya serta kepercayaan yang bertentangan dengan iman mereka. Akan tetapi, kesetiaan Tuhan, seperti yang ditekankan dalam keseluruhan Mazmur 105, adalah jangkar bagi umat-Nya. Tuhan tidak hanya memanggil mereka untuk mengembara, tetapi juga berjanji untuk tidak membiarkan mereka melakukan perjalanan itu sendirian.
Pengalaman pengembaraan ini mengajarkan kita tentang kebergantungan total kepada Tuhan. Ketika kita tidak memiliki kendali penuh atas lingkungan sekitar kita, ketika kita merasa tidak aman atau tidak pasti, iman kita diuji. Namun, Mazmur 105:13 mengingatkan bahwa di tengah ketidakpastian tersebut, ada kekuatan yang lebih besar yang menjaga dan memelihara. Tuhan telah membuat perjanjian dengan umat-Nya, dan perjanjian itu meliputi perlindungan dan pemeliharaan, bahkan saat mereka berada di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.
Lebih dari sekadar perlindungan fisik, pengembaraan ini juga seringkali merupakan proses pembentukan karakter dan penguatan iman. Jauh dari kenyamanan rumah dan stabilitas yang familiar, umat Tuhan dipaksa untuk bergantung pada Tuhan lebih dalam lagi. Setiap perpindahan, setiap pertemuan dengan bangsa lain, menjadi kesempatan untuk melihat campur tangan Tuhan yang unik. Ia menggerakkan hati raja-raja, membuka jalan, dan menjauhkan malapetaka, bukan karena kehebatan umat-Nya, tetapi karena kesetiaan-Nya yang abadi.
Dengan demikian, Mazmur 105:13 bukan hanya deskripsi sejarah, tetapi juga sebuah pengingat abadi. Ia bicara tentang Tuhan yang setia, yang menemani umat-Nya dalam setiap langkah perjalanan hidup, bahkan ketika jalan itu berliku dan membawa mereka ke tempat-tempat yang asing. Kesetiaan-Nya adalah jaminan perlindungan yang tak tergoyahkan, sebuah kepastian yang menghibur di tengah ketidakpastian dunia.