Mazmur 106:40 - Janji Kesetiaan Allah

Maka murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya.

Mazmur 106:40 adalah sebuah ayat yang membawa pesan mendalam tentang hubungan antara Allah dengan umat-Nya. Ayat ini berbunyi, "Maka murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, dan Ia jijik kepada milik pusaka-Nya." Sekilas, ayat ini mungkin terdengar keras, menggambarkan kemarahan dan ketidaksenangan ilahi. Namun, untuk memahami konteks dan makna penuhnya, kita perlu menempatkannya dalam narasi yang lebih luas dari Mazmur 106.

Mazmur 106 adalah sebuah ratapan yang reflektif, merangkum sejarah panjang umat Israel dalam hubungannya dengan Allah. Pemazmur mengakui dosa-dosa nenek moyang mereka, pemberontakan mereka, dan ketidaktaatan mereka yang berulang kali. Ayat ini muncul setelah serangkaian gambaran tentang kegagalan bangsa Israel untuk tetap setia pada perjanjian mereka dengan Tuhan. Mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib, tidak menaati nasihat-Nya, dan terus menerus menyimpang dari jalan yang benar.

Ketika firman "murka TUHAN bangkit" dan "Ia jijik kepada milik pusaka-Nya" dibacakan, itu bukan berarti Tuhan telah meninggalkan umat-Nya secara total. Sebaliknya, itu adalah ekspresi dari kekecewaan-Nya yang mendalam terhadap pengabaian umat-Nya terhadap kasih dan anugerah yang telah Ia curahkan kepada mereka. Kemarahan ilahi di sini bukanlah kemarahan yang membutakan, melainkan sebuah respon yang adil terhadap pengkhianatan dan ketidaksetiaan. "Milik pusaka-Nya" merujuk pada umat pilihan Tuhan, mereka yang telah Ia pilih dan bebaskan dari perbudakan di Mesir, menunjukkan ikatan kekerabatan yang istimewa.

Namun, keindahan dari Mazmur 106 tidak berhenti pada ayat ini. Tiga ayat setelahnya, Tuhan menyatakan, "Tetapi Ia menyelamatkan mereka karena nama-Nya, supaya nyata kuasa-Nya" (Mazmur 106:43). Dan ayat selanjutnya, "Ia ingat akan perjanjian-Nya, dan menyesal menurut kebesaran kasih setia-Nya" (Mazmur 106:45). Ini menunjukkan bahwa meskipun murka-Nya bangkit, kasih setia-Nya yang abadi jauh lebih besar. Tuhan adalah Tuhan yang adil yang tidak dapat mentolerir dosa, tetapi Dia juga adalah Tuhan yang penuh kasih dan pengampunan.

Dalam perspektif modern, Mazmur 106:40 mengingatkan kita akan pentingnya kesetiaan dan ketaatan dalam hubungan kita dengan Tuhan. Ini mengajarkan bahwa pengabaian terhadap perintah-Nya dan gaya hidup yang jauh dari kehendak-Nya akan membawa konsekuensi. Namun, pada saat yang sama, ayat-ayat selanjutnya dalam mazmur yang sama memberikan pengharapan yang luar biasa. Dosa dan kegagalan kita, sebesar apapun, tidak dapat mengalahkan kebesaran kasih setia dan pengampunan Tuhan. Ia selalu siap untuk memulihkan mereka yang bertobat dan kembali kepada-Nya, membuktikan bahwa janji-Nya untuk menyelamatkan jauh lebih kuat daripada murka-Nya.

Ini adalah pengingat yang kuat bagi setiap individu dan komunitas untuk senantiasa merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan. Apakah kita telah setia pada perjanjian kita? Apakah kita hidup sesuai dengan firman-Nya? Jika kita telah tersesat, Mazmur 106 mengundang kita untuk kembali, mengetahui bahwa Tuhan penuh dengan belas kasihan dan siap untuk memulihkan, seperti yang Ia lakukan bagi umat-Nya di masa lalu. Kasih setia-Nya adalah jangkar kita yang teguh, bahkan ketika murka-Nya bangkit karena ketidaktaatan kita.

Untuk refleksi lebih lanjut, Anda dapat membaca seluruh Mazmur 106 atau merenungkan tentang bagaimana Tuhan telah menunjukkan kesabaran dan kesetiaan-Nya dalam hidup Anda.