2 Tawarikh 6:7

Adapun Mezbah yang akan kaubuat itu, ialah untuk mendirikan mezbah itu di hadapan TUHAN, dan untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa di atasnya.

Ilustrasi Daud sedang membangun mezbah di hadapan Tuhan Tempat Persembahan yang Kudus

Makna Mendalam di Balik Persembahan

Ayat 2 Tawarikh 6:7 memberikan gambaran spesifik mengenai perintah Allah kepada Daud terkait pembangunan mezbah. Perintah ini bukan sekadar instruksi arsitektural, melainkan sebuah landasan spiritual yang sangat penting bagi bangsa Israel. Mezbah yang dimaksud adalah tempat di mana ibadah, persembahan, dan penebusan dosa dilakukan. Ini adalah titik pertemuan antara manusia dan Tuhan, sebuah tempat yang disucikan untuk komunikasi ilahi.

Kehadiran Tuhan di Yerusalem

Perintah ini muncul dalam konteks yang lebih besar, yaitu pembangunan Bait Suci oleh Salomo, putra Daud. Daud sendiri tidak diizinkan membangun Bait Suci karena tangannya berlumuran darah, tetapi ia telah mengumpulkan banyak sumber daya dan merencanakan desainnya. Namun, mezbah ini adalah bagian krusial yang akan mendahului pembangunan fisik Bait Suci itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa ibadah dan persembahan yang benar adalah fondasi utama sebelum mendirikan rumah Tuhan.

Ayat ini secara implisit menunjuk pada penggenapan janji Tuhan untuk menempatkan nama-Nya di Yerusalem. Mezbah ini menjadi pusat ibadah bagi umat Israel, di mana mereka dapat datang untuk mengakui dosa-dosa mereka dan menerima pengampunan melalui korban yang dipersembahkan. Tindakan mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa adalah ekspresi kerendahan hati, ketaatan, dan kepercayaan kepada penyelenggaraan Tuhan.

Mezbah sebagai Simbol Penebusan

Dalam hukum Taurat, korban bakaran menunjukkan penyerahan diri total kepada Allah, sementara korban penghapus dosa memberikan kesempatan bagi umat untuk menebus kesalahan mereka dan memulihkan hubungan dengan Tuhan. Kedua jenis persembahan ini menegaskan bahwa hubungan dengan Allah membutuhkan pengorbanan dan pengampunan. Mezbah menjadi saksi bisu dari pertobatan, penyerahan, dan penerimaan anugerah ilahi.

Bagi umat percaya masa kini, mezbah fisik ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Kitab Ibrani menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar dan korban yang sempurna yang telah menggenapi semua korban di Perjanjian Lama. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, kita kini memiliki akses langsung kepada Bapa di surga, tanpa memerlukan mezbah fisik atau sistem korban hewan. Namun, semangat persembahan yang tulus, penyerahan diri, dan pengakuan dosa tetap relevan dalam kehidupan doa dan ibadah kita. Kita dipanggil untuk mempersembahkan hidup kita sebagai korban yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah.

Memahami 2 Tawarikh 6:7 mengingatkan kita akan pentingnya ketaatan pada perintah Tuhan, sentralitas pengorbanan dalam penebusan, dan bagaimana ibadah yang benar selalu berpusat pada kehadiran dan anugerah Allah. Ini adalah dasar yang kuat untuk membangun hubungan yang kokoh dengan Pencipta kita.

Pelajari lebih lanjut tentang kisah Daud dan pembangunan Bait Suci di Alkitab Sabda.