Mazmur 106:46

Ia membuat semua orang yang mengangkutnya menjadi orang asing bersimpati kepadanya.

Ayat Mazmur 106:46 berbicara tentang sebuah momen penting dalam sejarah bangsa Israel, sebuah refleksi mendalam terhadap kesetiaan Tuhan meskipun bangsa itu seringkali mengingkari perjanjian. Ayat ini secara spesifik menyoroti bagaimana Tuhan menunjukkan belas kasihan-Nya, bahkan kepada mereka yang telah membawa umat-Nya ke dalam pembuangan.

Dalam konteks yang lebih luas, Mazmur 106 menceritakan tentang ketidaksetiaan Israel yang berulang kali kepada Tuhan, mulai dari peristiwa di Laut Merah, padang gurun, hingga masa pemerintahan para raja. Meskipun demikian, Tuhan tidak pernah sepenuhnya meninggalkan umat-Nya. Sebaliknya, Dia terus menunjukkan kasih setia-Nya yang tak berkesudahan. Ayat 46 ini menjadi bukti kuat dari hal tersebut. Ketika Israel berada dalam kesulitan, terasing dari tanah perjanjian, dan berada di bawah kekuasaan bangsa lain, Tuhan bertindak. Dia tidak hanya membiarkan mereka menderita, tetapi Dia menggerakkan hati para penguasa asing untuk bersikap baik dan bersimpati kepada mereka.

Ini adalah gambaran yang indah tentang kasih karunia Tuhan yang melampaui batas-batas kebangsaan atau perjanjian formal. Tuhan mampu bekerja melalui cara-cara yang tak terduga, menggunakan bahkan bangsa-bangsa lain untuk menunjukkan kebaikan kepada umat pilihan-Nya. Kata "bersimpati" di sini menunjukkan adanya pengertian dan kepedulian, sebuah kelembutan yang mungkin tidak diharapkan dari para penindas. Hal ini menegaskan bahwa sumber belas kasihan sejati adalah Tuhan sendiri, yang dapat mengalirkan kebaikan melalui siapa saja.

Peristiwa yang digambarkan dalam Mazmur 106:46 seringkali dikaitkan dengan masa pembuangan di Babel. Ketika bangsa Israel dibawa ke Babel, mereka hidup sebagai tawanan. Namun, di tengah penderitaan itu, Tuhan bekerja. Kita melihat bagaimana raja-raja Babel, seperti Nebukadnezar dan kemudian Koresh yang Agung, menunjukkan perlakuan yang relatif baik kepada orang-orang Israel, bahkan mengizinkan mereka kembali ke tanah mereka. Koresh Agung bahkan mengeluarkan dekrit yang memungkinkan pembangunan kembali Bait Suci di Yerusalem. Ini adalah manifestasi nyata dari apa yang dimaksud dalam ayat ini: para penguasa asing itu menjadi saluran belas kasihan Tuhan.

Apa yang dapat kita pelajari dari ayat ini? Pertama, ini mengingatkan kita akan ketekunan kasih setia Tuhan. Sekalipun kita seringkali jatuh dalam dosa dan ketidaktaatan, Tuhan tetap setia. Dia selalu mencari cara untuk menunjukkan kasih-Nya dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya. Kedua, ini mengajarkan kita tentang kuasa doa dan permohonan, yang dapat menggerakkan hati manusia. Namun, lebih dari itu, ini adalah gambaran tentang bagaimana Tuhan dapat bekerja secara universal, bahkan melalui orang-orang yang tidak mengenal-Nya, untuk kebaikan umat-Nya. Mazmur 106:46 adalah janji yang menghibur bahwa di tengah kesulitan dan keterasingan, kasih setia Tuhan tidak pernah berhenti, melainkan terus bekerja untuk membawa pemulihan dan kebaikan.

Ilustrasi hati yang dikelilingi oleh cahaya dan tangan yang lembut