Mazmur 107:19 adalah ayat yang membangkitkan harapan dan memberikan kepastian akan kehadiran Tuhan di tengah kesulitan hidup. Ayat ini mencatat sebuah kebenaran rohani yang mendalam: ketika manusia dalam keputusasaan, ketika beban hidup terasa tak tertanggungkan, dan ketika berbagai jalan terasa buntu, satu tindakan sederhana namun penuh iman adalah berseru kepada Tuhan. Frasa "berseru-seru kepada TUHAN dalam kesesakan mereka" menggambarkan sebuah doa yang penuh urgensi, sebuah panggilan dari lubuk hati yang paling dalam, ketika segala kekuatan manusia telah habis.
Kesesakan bisa mengambil berbagai bentuk. Ia bisa berupa penderitaan fisik, luka emosional, tekanan finansial, masalah hubungan, atau pergumulan spiritual. Terkadang, kita merasa seperti terperangkap dalam badai kehidupan, di mana ombak kesulitan menghantam kita tanpa henti. Dalam kondisi seperti ini, naluri manusiawi seringkali adalah mencoba menyelesaikan masalah sendiri, mengandalkan kekuatan dan kebijaksanaan diri. Namun, Mazmur 107:19 mengajarkan bahwa solusi sejati datang ketika kita berhenti sejenak dari usaha duniawi yang sia-sia dan mengarahkan pandangan serta suara kita kepada Pencipta.
Respon Tuhan atas doa seperti ini digambarkan dengan indah: "dan Ia menyelamatkan mereka dari kecemasan mereka." Ini bukan sekadar janji bantuan, melainkan jaminan keselamatan dan pembebasan. Tuhan bukan hanya mendengar, tetapi Ia bertindak. Tindakan-Nya bersifat transformatif, membebaskan dari belenggu kecemasan yang mengikat. Keselamatan yang dijanjikan di sini melampaui sekadar penyelesaian masalah eksternal; ia menyentuh inti kekhawatiran dan ketakutan yang seringkali melumpuhkan kita.
Kisah-kisah dalam Mazmur 107 sendiri memberikan gambaran konkret tentang bagaimana Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari berbagai situasi genting: dari padang gurun yang tandus, dari tawanan, dari kebodohan yang membawa pada penderitaan, hingga dari bahaya laut. Semua ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan peduli dan mampu campur tangan dalam kehidupan manusia. Ayat 19 menjadi semacam ringkasan atau puncak dari pengalaman-pengalaman ini, menegaskan bahwa doa yang tulus dari hati yang tertindih adalah kunci untuk membuka pintu pertolongan ilahi.
Bagi pembaca modern, Mazmur 107:19 tetap relevan. Di era yang serba cepat dan penuh ketidakpastian, kita mungkin sering merasa cemas dan tertekan. Ayat ini menjadi pengingat yang menenangkan bahwa kita tidak sendirian. Tuhan selalu siap mendengarkan setiap seruan doa, sekecil apapun keraguan kita. Dengan iman, mari kita datang kepada-Nya, menyerahkan beban kita, dan mempercayakan diri pada kuasa-Nya untuk memberikan keselamatan dan kedamaian dari segala kecemasan yang kita hadapi. Ia adalah Tuhan yang setia, yang selalu bertindak bagi mereka yang berseru kepada-Nya.