"Demikianlah kiranya upah dari TUHAN bagi lawan-lawanku, dan bagi mereka yang berbicara jahat terhadap aku."
Mazmur 109 adalah salah satu mazmur ratapan yang sangat kuat, di mana pemazmur (kemungkinan Raja Daud) mengungkapkan penderitaannya yang mendalam akibat pengkhianatan dan fitnah dari musuh-musuhnya. Dalam ayat 20 ini, pemazmur secara terang-terangan memohon agar Tuhan memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang telah berbuat jahat dan berbicara melawan dirinya. Ini bukanlah ungkapan kebencian pribadi semata, melainkan sebuah seruan kepada keadilan ilahi yang sempurna.
Pemazmur percaya bahwa hanya Tuhan yang memiliki otoritas dan kebijaksanaan untuk memberikan balasan yang adil. Ia tidak mengambil alih peran Tuhan untuk menghakimi, melainkan menyerahkan perkara ini sepenuhnya ke tangan Sang Pencipta. Ayat ini mencerminkan keyakinan teguh akan kedaulatan Tuhan atas segala peristiwa di bumi dan di hati manusia. Dalam menghadapi ketidakadilan dan kejahatan yang tampaknya merajalela, pemazmur menemukan penghiburan dan kekuatan dalam janji bahwa Tuhan akan bertindak.
Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya berseru kepada Tuhan ketika kita menghadapi perlakuan yang tidak adil, fitnah, atau permusuhan. Mazmur 109:20 menunjukkan sebuah pola doa yang berani namun penuh percaya. Sang pemazmur tidak hanya mengeluh, tetapi secara aktif memohon agar keadilan Tuhan ditegakkan. Ini adalah contoh bagaimana kita dapat membawa segala pergumulan kita kepada Tuhan, termasuk rasa sakit akibat perlakuan buruk dari orang lain.
Penting untuk memahami bahwa "upah" yang diminta di sini bukanlah keinginan untuk melihat musuh menderita tanpa alasan, melainkan penyerahan diri pada keputusan ilahi. Pemazmur memohon agar Tuhan, yang melihat segala sesuatu dengan sempurna, memberikan balasan yang sesuai dengan perbuatan masing-masing. Ini dapat mencakup konsekuensi alami dari tindakan jahat mereka, atau intervensi Tuhan yang nyata untuk menghentikan kejahatan mereka dan melindungi hamba-Nya. Doa ini mengingatkan kita bahwa keadilan sejati hanya datang dari Tuhan, dan bahwa Ia peduli terhadap penderitaan umat-Nya.
Di era modern ini, kita mungkin tidak selalu menghadapi ancaman fisik yang sama seperti pemazmur, tetapi fitnah, gosip, dan ketidakadilan masih menjadi realitas yang menyakitkan. Mazmur 109:20 memberikan perspektif yang mendalam tentang bagaimana merespons situasi seperti ini. Alih-alih membalas dendam atau menyimpan kepahitan, kita dipanggil untuk mempercayakan segala perkara kepada Tuhan.
Ayat ini mendorong kita untuk memiliki keyakinan bahwa Tuhan adalah hakim yang adil. Ia melihat hati, motif, dan setiap tindakan kita. Ketika kita merasa tidak berdaya menghadapi kejahatan, kita dapat meneladani pemazmur dengan mengangkat doa permohonan keadilan kepada-Nya. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan iman yang memercayakan segala sesuatu kepada Sang Ilahi yang Maha Kuasa. Dengan demikian, kita dapat menemukan kedamaian sejati, mengetahui bahwa segala sesuatu berada dalam kendali-Nya dan keadilan-Nya pasti akan terwujud pada waktunya.