Biarlah mereka mengutuk, tetapi Engkau memberkati; biarlah mereka bangkit melawan, tetapi hamba-Mu ini akan bersukacita.
Ayat Mazmur 109:28 adalah sebuah pernyataan iman yang kuat di tengah cobaan dan aniaya. Dalam sebuah dunia yang seringkali dipenuhi dengan perkataan jahat dan niat buruk, pemazmur menemukan penghiburan dan kekuatan dalam janji Tuhan. Ayat ini bukan sekadar harapan, melainkan sebuah keyakinan yang mendalam bahwa meskipun musuh berusaha menjatuhkan, tangan Tuhan akan mengangkat dan memberkati.
Ketika kita menghadapi situasi di mana orang lain mengutuk atau berharap yang buruk terjadi pada kita, Mazmur 109:28 mengingatkan kita bahwa kutukan dari manusia tidak memiliki kekuatan yang sama dengan berkat dari Yang Maha Kuasa. Tuhan melihat hati, dan Dia memiliki rencana yang jauh lebih besar daripada kebencian yang ditujukan kepada kita. Berkat-Nya bersifat abadi dan tidak dapat dirampas oleh siapa pun.
Lebih dari itu, ayat ini berbicara tentang respons yang seharusnya kita miliki. Di tengah berbagai serangan, baik yang datang secara verbal maupun tindakan, respons yang diajarkan adalah untuk bersukacita. Sukacita ini bukanlah sukacita yang lahir dari kondisi yang menguntungkan, melainkan sukacita yang bersumber dari hubungan pribadi dengan Tuhan. Ini adalah sukacita yang mengatakan, "Apapun yang terjadi, aku tahu siapa yang memegang kendali, dan Dia berpihak kepadaku."
Pemazmur, Daud, seringkali menulis Mazmur ini dalam situasi yang sangat sulit. Dia dikelilingi oleh musuh-musuh yang menginginkan kejatuhannya. Namun, fokusnya tidak pada kebencian musuh, tetapi pada kesetiaan Tuhan yang tak tergoyahkan. Ini adalah pelajaran penting bagi kita: jangan biarkan energi kita terkuras oleh drama dan negativitas orang lain. Alihkan pandangan kita kepada Tuhan dan percayalah pada rencana-Nya.
Kata-kata "biarlah mereka bangkit melawan" menunjukkan adanya konfrontasi atau perlawanan aktif. Ini bisa berupa tantangan, fitnah, atau bahkan penganiayaan. Namun, Mazmur ini memberikan antidot yang luar biasa: "tetapi hamba-Mu ini akan bersukacita." Kunci di sini adalah "hamba-Mu ini". Ini menekankan identitas sebagai milik Tuhan. Ketika kita merasa menjadi bagian dari rencana Tuhan, ketika kita mengakui diri sebagai hamba-Nya yang setia, kita diberikan kekuatan untuk berdiri teguh dan bahkan bersukacita dalam kesulitan.
Ada beberapa alasan mengapa umat Tuhan dapat bersukacita meskipun dalam keadaan sulit, seperti yang diungkapkan dalam Mazmur 109:28:
Mazmur 109:28 adalah pengingat yang kuat bahwa iman kita seharusnya tidak bergantung pada kondisi eksternal atau perlakuan orang lain, tetapi pada kebenaran dan kesetiaan Tuhan. Dalam segala keadaan, mari kita belajar untuk memfokuskan hati kita pada janji-Nya, percaya bahwa Dia akan memberkati kita, dan menemukan sukacita yang sejati dalam hadirat-Nya, terlepas dari badai yang mungkin sedang kita hadapi.