Tanda Seru dan Tanda Centang Melambangkan Kelepasan dan Pujian
"Terpujilah TUHAN, yang tidak menyerahkan kita menjadi mangsa gigi mereka."
Ayat ini, Mazmur 124:6, adalah ungkapan syukur dan pengakuan atas pertolongan ilahi yang luar biasa. Kata-kata ini lahir dari pengalaman sebuah bangsa yang hampir saja ditelan oleh musuh-musuh mereka. Bayangkan betapa gentingnya situasi itu: ancaman datang begitu dekat, peluang untuk selamat terasa begitu tipis, dan kekuatan manusia seolah tak berdaya. Namun, di tengah keputusasaan itu, muncul seruan pujian yang mengagungkan kuasa Tuhan. Ini bukan sekadar pengakuan pasif, melainkan pernyataan iman yang aktif.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita mungkin tidak selalu menghadapi ancaman fisik yang sama seperti bangsa Israel kuno. Namun, kita semua pasti pernah dan akan terus menghadapi "mangsa gigi" kehidupan. Ini bisa berupa kesulitan finansial yang mencekik, penyakit yang menggerogoti, kegagalan yang mematahkan semangat, atau godaan yang mengancam integritas kita. Dalam momen-momen seperti inilah, kita diingatkan untuk berseru, "Terpujilah TUHAN!"
Ungkapan "tidak menyerahkan kita menjadi mangsa gigi mereka" menggambarkan sebuah penyelamatan yang dramatis. Tuhan tidak membiarkan umat-Nya dilumat habis. Ia bertindak, Ia campur tangan, Ia memberikan kekuatan dan jalan keluar ketika manusia sudah berada di ambang kehancuran. Ini adalah janji bahwa Tuhan tidak pernah jauh ketika kita menghadapi kesulitan terbesar kita. Ia melihat, Ia mendengar, dan Ia berkuasa untuk menyelamatkan.
Bagaimana kita bisa menerapkan kebenaran ini dalam kehidupan kita? Pertama, mari kita latih hati kita untuk selalu bersyukur, bahkan di tengah badai. Seringkali, fokus kita tertuju pada masalah yang begitu besar sehingga kita lupa melihat tangan Tuhan yang menopang. Mazmur 124:6 mengajarkan kita untuk membalikkan perspektif, dari keputusasaan kepada pujian. Setiap kali kita berhasil melewati kesulitan, entah itu besar atau kecil, kita bisa berhenti sejenak dan berkata, "Terpujilah TUHAN! Ia tidak menyerahkan aku."
Kedua, ini adalah dorongan untuk terus percaya pada pemeliharaan Tuhan. Pernyataan ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga jaminan untuk masa depan. Ketika kita menghadapi tantangan baru, kita dapat melangkah maju dengan keyakinan bahwa Tuhan yang sama yang telah menyelamatkan kita di masa lalu, akan terus beserta kita. Ia adalah Allah yang setia, yang menjaga umat-Nya dengan cermat.
Merenungkan Mazmur 124:6 mengingatkan kita bahwa kebebasan dan keselamatan kita bukanlah hasil usaha semata, melainkan anugerah Tuhan. Ia adalah benteng kita, pelindung kita, dan sumber kekuatan kita. Jangan biarkan "gigi" masalah menggerogoti harapanmu. Angkatlah pandanganmu kepada Tuhan dan nyanyikanlah pujian bagi-Nya, karena Dialah yang telah dan akan terus menyelamatkanmu.