Mazmur 129:1

"Banyak kesusahan telah menimpa aku sejak masa mudaku, biarlah Israel mengatakannya."

Ayat pembuka dari Mazmur 129 ini, "Banyak kesusahan telah menimpa aku sejak masa mudaku, biarlah Israel mengatakannya," adalah sebuah pengakuan yang kuat dan sekaligus kesaksian yang mendalam. Mazmur ini seringkali diinterpretasikan sebagai ungkapan dari orang-orang Israel yang mengalami penindasan dan penderitaan sepanjang sejarah mereka. Kata "kesusahan" yang digunakan bukan sekadar kesulitan ringan, melainkan penderitaan yang berat, penindasan yang berkepanjangan, dan perjuangan yang gigih.

Sejak masa mudaku, frasa ini menyiratkan bahwa perjuangan telah menjadi bagian dari identitas, bahkan sejak usia yang paling rentan. Ini bukan kisah penderitaan yang datang tiba-tiba, melainkan serangkaian pengalaman yang membentuk kehidupan Daud (atau penulis mazmur) dan bangsanya. Pengalaman ini bisa mencakup penganiayaan dari musuh, tantangan hidup, bahkan kegagalan pribadi. Namun, yang menarik adalah permintaan penulis agar "biarlah Israel mengatakannya." Ini menunjukkan kerinduan agar kesaksian tentang penderitaan ini tidak hilang ditelan zaman, tetapi menjadi bagian dari memori kolektif bangsa.

Makna di balik pengakuan ini sangat penting. Di tengah segala kesesakan, bangsa Israel dipanggil untuk mengenali tangan Tuhan yang terus bekerja. Meskipun kesusahan itu nyata, pengalaman menunjukkan bahwa mereka tidak pernah benar-benar ditinggalkan. Mazmur ini menjadi pengingat bahwa di setiap masa sulit, ada pelajaran yang bisa diambil, ketabahan yang bisa tumbuh, dan keyakinan pada pemeliharaan ilahi yang bisa diperkuat. Dengan mengakui kesusahan dan bersaksi tentangnya, mereka menegaskan bahwa bahkan dalam keadaan paling sulit sekalipun, kesetiaan mereka kepada Tuhan tetap teguh.

Mazmur 129:1 memberikan gambaran realistis tentang kehidupan beriman. Iman tidak menjauhkan kita dari kesulitan, tetapi memberikan kekuatan untuk menghadapinya. Kesaksian tentang kesusahan ini bukanlah keluhan tanpa harapan, melainkan fondasi untuk menantikan pertolongan Tuhan. Bagi orang percaya saat ini, ayat ini bisa menjadi sumber penghiburan dan dorongan. Ketika kita menghadapi badai kehidupan, kita diingatkan bahwa kita adalah bagian dari sejarah panjang orang-orang yang juga bergumul, namun tetap menemukan kekuatan dalam Tuhan. Kisah mereka adalah bukti bahwa kesetiaan diuji dalam kesulitan, dan melalui ujian itulah iman kita dimurnikan dan diperdalam. Dengan memelihara memori akan kesusahan dan bagaimana Tuhan menopang kita melaluinya, kita semakin mengerti kedalaman kasih dan kuasa-Nya yang tidak pernah gagal.