Mazmur 129 adalah sebuah ratapan dan sekaligus pernyataan iman yang kuat dari bangsa Israel. Dalam kitab Mazmur, seringkali kita menemukan ungkapan hati yang tulus, baik dalam suka maupun duka, kepada Tuhan. Ayat kelima dari Mazmur 129 ini, "Kiranya malu dan mundur semua orang yang membenci Sion!", merupakan sebuah permohonan yang penuh keyakinan akan keadilan ilahi dan perlindungan Tuhan bagi umat-Nya. Kata "Sion" di sini seringkali diartikan sebagai Yerusalem, bait Tuhan, atau bahkan umat Tuhan itu sendiri. Intinya, Sion adalah simbol dari kehadiran Tuhan dan kekudusan-Nya di bumi.
Permohonan ini bukanlah sebuah doa kebencian yang didasari dendam pribadi, melainkan sebuah pengakuan bahwa Tuhan adalah hakim yang adil. Bangsa Israel yang seringkali mengalami penindasan dan permusuhan dari bangsa-bangsa lain, memohon agar Tuhan bertindak untuk membela mereka. Rasa malu dan mundur di sini menggambarkan kekalahan total dan kehinaan bagi mereka yang berusaha menghancurkan atau menindas umat Tuhan. Ini adalah sebuah keyakinan bahwa pada akhirnya, kejahatan tidak akan menang, dan mereka yang menentang kehendak Tuhan akan dipermalukan.
Dalam konteks sejarah, umat Israel seringkali menghadapi ancaman serius dari berbagai kerajaan dan bangsa. Mereka adalah umat pilihan Tuhan, dan kehadiran mereka seringkali dianggap mengancam oleh kekuatan-kekuatan duniawi. Ayat ini mencerminkan perjuangan panjang mereka melawan musuh-musuh yang berulang kali berusaha menghancurkan mereka. Namun, di tengah kesulitan tersebut, iman mereka tidak goyah. Mereka percaya bahwa Tuhanlah yang berkuasa atas segala sesuatu, termasuk atas musuh-musuh mereka.
Mengapa permohonan ini begitu kuat? Karena ia didasarkan pada pemahaman akan karakter Tuhan. Tuhan adalah kudus dan adil. Dia tidak akan membiarkan kejahatan merajalela selamanya. Permohonan ini adalah deklarasi iman bahwa Tuhan akan campur tangan untuk menegakkan keadilan-Nya. Rasa malu dan mundur bagi para pembenci Sion bukanlah hukuman yang sewenang-wenang, tetapi konsekuensi logis dari penolakan mereka terhadap Tuhan dan umat-Nya.
Bagi kita di masa kini, Mazmur 129:5 tetap relevan. Perjuangan melawan kejahatan, ketidakadilan, dan penindasan masih terus ada di dunia. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan. Kita memiliki Tuhan yang peduli dan berkuasa untuk membela kita. Namun, penting untuk diingat bahwa permohonan ini harus datang dari hati yang tulus, yang mencari keadilan dan kebenaran, bukan sekadar amarah pribadi. Doa ini mengajarkan kita untuk menaruh harapan kita kepada Tuhan, Sang Hakim Agung, dan percaya bahwa pada akhirnya, kebenaran akan menang.
Keberadaan Sion sebagai simbol kehadiran Tuhan memberi kita pelajaran berharga. Dimanapun Tuhan hadir, di sanalah ada harapan. Musuh-musuh Tuhan mungkin tampak kuat untuk sementara waktu, tetapi kekuatan mereka tidak sebanding dengan kuasa Tuhan. "Kiranya malu dan mundur semua orang yang membenci Sion!" adalah seruan penuh keyakinan yang mengingatkan kita akan keadilan ilahi yang pasti akan ditegakkan. Ini adalah pengingat bahwa di dalam Tuhan, umat-Nya akan selalu menemukan kekuatan dan perlindungan.