Mazmur 132:2

"Kepada TUHAN ia bernazar dan berikrar, sambil berkata: "Aku tidak akan membiarkan mata melihat, atau kelopak mata tertidur,
sampai aku menemukan tempat untuk TUHAN, sebuah kediaman untuk Yang Mahakuasa.
"

Ayat Mazmur 132:2 ini membawa kita pada gambaran kerinduan Daud yang mendalam untuk menemukan tempat yang layak bagi kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Sebuah janji kesetiaan yang diikrarkan, bukan sekadar ucapan, melainkan sebuah komitmen yang kuat untuk tidak berhenti berusaha sampai tujuan mulia itu tercapai. Daud tidak hanya berdiam diri, ia aktif mencari, bertekad, dan menjaga semangatnya agar tetap menyala demi memuliakan Sang Pencipta.

Dalam konteks sejarah, ayat ini merujuk pada hasrat Daud untuk mendirikan sebuah tempat permanen bagi Tabut Perjanjian, simbol kehadiran Tuhan di antara bangsa Israel. Sebelum Daud, Tabut Perjanjian sering berpindah-pindah, tidak memiliki rumah yang kokoh dan terhormat. Daud merasa terpanggil untuk mengubah keadaan ini. Ia merasakan bahwa kemuliaan Tuhan pantas mendapatkan kediaman yang sesuai, tempat di mana umat dapat datang beribadah dan merasakan hadirat-Nya dengan lebih intim.

Ketaatan Daud dalam ayat ini mengajarkan kita arti penting dari sebuah visi dan dedikasi. Ia tidak kenal lelah, matanya tidak mau terpejam dalam ketidakpedulian, dan hatinya tidak pernah berhenti berdetak demi kerinduan rohaninya. Ini adalah gambaran tentang bagaimana seharusnya umat Tuhan merespons panggilan untuk memuliakan Tuhan. Bukan sekadar perasaan sementara, melainkan sebuah perjuangan yang berkelanjutan, sebuah komitmen yang terus dihidupi dalam setiap aspek kehidupan.

Kerinduan untuk "menemukan tempat untuk TUHAN" juga dapat diartikan secara rohani. Bagi setiap individu, ini adalah undangan untuk menciptakan ruang dalam hati dan kehidupan kita yang sepenuhnya dikhususkan bagi Tuhan. Ini berarti menyingkirkan hal-hal yang menghalangi, memfokuskan pikiran dan tindakan kita pada-Nya, serta menjadikan Dia sebagai pusat dari segala keputusan kita. Kediaman bagi Tuhan bukan hanya tentang bangunan fisik, tetapi lebih pada hati yang siap menyembah dan taat.

Komitmen Daud yang berani menunjukkan bahwa menemukan "tempat" bagi Tuhan seringkali membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Ada kalanya kita harus menunda kepuasan pribadi, menolak kemudahan, dan terus maju meskipun menghadapi rintangan. Namun, janji bahwa Tuhan akan hadir dan memberkati mereka yang mencari-Nya dengan sungguh-sungguh adalah motivasi terbesar kita. Mazmur 132:2 bukan hanya sebuah catatan sejarah, melainkan sebuah seruan abadi bagi kita untuk terus mencari dan menyediakan tempat bagi kehadiran Tuhan dalam hidup kita, di tengah keluarga kita, di komunitas kita, dan di dunia ini.