Ayat ketiga dari Mazmur 132 ini bukan sekadar kata-kata biasa, melainkan sebuah pernyataan tekad yang mendalam dan penuh semangat. Daud, sang pemazmur, mengungkapkan sebuah sumpah pribadi yang sangat kuat. Ia bertekad untuk tidak menemukan ketenangan atau kenyamanan pribadi, bahkan tidak akan memasuki rumahnya sendiri, sampai ia memastikan bahwa Tabernakel, tempat kehadiran Tuhan, telah menemukan tempat kediamannya yang layak. Ini adalah prioritas utama yang ia pegang teguh.
Di tengah kesibukan dan tantangan memimpin umat, Daud menyadari betapa krusialnya kehadiran Tuhan di tengah-tengah umat-Nya. Ia tidak ingin menikmati kemewahan atau beristirahat dengan tenang sementara Rumah Tuhan masih terlantar atau belum memiliki tempat yang permanen. Tekad ini menunjukkan kerinduannya yang membara untuk menempatkan Tuhan di posisi tertinggi dalam hidupnya dan dalam kehidupan bangsa Israel. Ini adalah gambaran iman yang aktif dan pelayanan yang tulus.
Konteks Mazmur 132 berkaitan dengan keinginan Daud untuk membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem dan mendirikan tempat yang pantas bagi Tuhan. Ini adalah sebuah proyek besar yang melibatkan seluruh bangsa, namun dimulai dari tekad pribadi seorang pemimpin. Janji Daud ini menjadi sebuah inspirasi bagi kita untuk bertanya pada diri sendiri: seberapa besar prioritas kita terhadap hal-hal rohani? Apakah kita bersedia mengorbankan kenyamanan pribadi demi melayani Tuhan dan memastikan kehadiran-Nya dirasakan dan dimuliakan di sekitar kita?
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, Mazmur 132:3 berbicara tentang keinginan untuk mendirikan "tempat kediaman" bagi Tuhan. Ini bisa diartikan sebagai mendirikan pusat ibadah, namun juga bisa dimaknai secara lebih luas sebagai menciptakan suasana hati dan komunitas yang menyambut kehadiran Tuhan. Ketika hati kita dan komunitas kita menjadi tempat yang nyaman bagi Tuhan untuk berdiam, maka berkat-Nya akan mengalir.
Penting untuk dicatat bahwa Daud tidak hanya berjanji untuk dirinya sendiri, tetapi juga secara tidak langsung merangkul seluruh umat. Keberhasilan membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem adalah upaya bersama. Tekad pribadi Daud memantik semangat yang lebih besar dalam bangsa itu. Ini mengajarkan kita bahwa kepemimpinan yang efektif sering kali dimulai dari komitmen pribadi yang kuat dan kemudian menular kepada orang lain.
Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan keseriusan hati Daud dalam mengutamakan Tuhan. Bagaimana kita bisa menerapkan semangat ini dalam kehidupan modern? Tentu saja bukan dengan membangun Tabernakel secara fisik, melainkan dengan menempatkan Tuhan sebagai pusat dari segala keputusan kita, mendedikasikan waktu dan tenaga untuk pelayanan, dan menciptakan lingkungan yang mencerminkan kasih dan kehadiran-Nya. Mazmur 132:3 adalah pengingat abadi bahwa ketika kita mencari tempat bagi Tuhan di hati kita, Dia akan menjadikan kita rumah bagi kediaman-Nya.