"Jikalau aku terbang mencapai sayap fajar, dan berdiam di ujung laut, di sanapun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku."
Ayat Mazmur 139:9 ini merupakan pengakuan iman yang mendalam tentang kehadiran Tuhan yang tidak terbatas. Penulis kitab Mazmur, Daud, mengungkapkan keyakinannya bahwa tidak ada tempat di alam semesta ini yang dapat membuat seseorang terlepas dari jangkauan kasih dan pemeliharaan Allah. Frasa "sayap fajar" membangkitkan gambaran perjalanan paling cepat yang bisa dibayangkan manusia di zaman itu, seolah-olah terbang melintasi seluruh cakrawala pada detik-detik awal matahari terbit.
Demikian pula, ungkapan "ujung laut" melambangkan tempat terjauh yang dapat dicapai manusia, suatu area yang terasa asing dan terpencil. Namun, di tengah imajinasi tentang perjalanan ekstrem ini, muncul penegasan yang luar biasa: "di sanapun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku." Ini menunjukkan bahwa bahkan di tempat yang paling terpencil, paling tidak terduga, atau paling sulit untuk dijangkau, tangan Tuhan selalu hadir untuk membimbing dan menopang.
Mazmur 139 secara keseluruhan adalah sebuah ode tentang pengetahuan dan kehadiran Allah yang omniscient dan omnipresent. Ayat ini memperkuat konsep tersebut dengan cara yang sangat personal dan puitis. Ini bukan sekadar pengakuan teoretis, melainkan kesaksian pribadi tentang pengalaman akan kasih dan perlindungan ilahi. Tuhan tidak hanya mengetahui segala sesuatu tentang kita, tetapi Dia juga hadir dalam setiap aspek kehidupan kita, bahkan ketika kita merasa terasing atau sendirian.
Konsep "tangan kanan" seringkali diasosiasikan dengan kekuatan, otoritas, dan perlindungan. Dengan menyatakan bahwa tangan kanan-Nya memegang kita, Daud menegaskan bahwa kita berada dalam genggaman kekuatan yang aman dan penuh kasih. Ini memberikan rasa aman yang tak tergoyahkan, mengetahui bahwa di tengah ketidakpastian hidup, ada kehadiran ilahi yang senantiasa menuntun dan melindungi.
Dalam konteks kehidupan modern, di mana kita dapat terhubung dengan orang di seluruh dunia dalam sekejap, ayat ini tetap relevan. Jarak fisik tidak lagi menjadi hambatan, namun terkadang kita merasa terisolasi secara emosional atau spiritual. Mazmur 139:9 mengingatkan kita bahwa bahkan dalam kesepian atau ketika menghadapi tantangan terbesar, kita tidak pernah benar-benar sendirian. Kasih dan kekuatan Tuhan menjangkau kita di mana pun kita berada, membimbing langkah kita dengan setia dan memegang kita dalam genggaman-Nya yang tak pernah lepas. Ini adalah janji yang menghibur dan menguatkan bagi setiap orang yang mencari kepastian dalam hubungan mereka dengan Sang Pencipta.