"Ia tidak berkenan kepada kekuatan kuda, Ia tidak suka kepada keperkasaan orang."
Ayat Mazmur 147:10 memberikan sebuah perspektif yang mendalam mengenai apa yang sesungguhnya dihargai oleh Sang Pencipta. Dalam sebuah dunia yang seringkali mengagungkan kekuatan fisik, kehebatan militer, dan kemampuan luar biasa dari manusia atau binatang, firman Tuhan ini menegaskan sebuah kebenaran yang fundamental: bahwa kekuatan kuda yang perkasa dan keperkasaan prajurit manusia tidaklah menjadi fokus utama dalam pandangan ilahi. Sebaliknya, Tuhan lebih melihat kepada hati yang taat dan jiwa yang tunduk kepada kehendak-Nya.
Kuda, sejak zaman kuno, telah menjadi simbol kekuatan, kecepatan, dan keandalan dalam pertempuran maupun transportasi. Keberadaan kuda yang kuat dan terlatih merupakan aset yang sangat berharga bagi suatu bangsa. Demikian pula, keberanian dan keperkasaan para prajurit adalah pertahanan utama sebuah kerajaan. Namun, Mazmur ini secara tegas menyatakan bahwa semua itu, betapapun mengesankannya, tidak menarik kesukaan Tuhan. Mengapa demikian? Karena semua itu adalah kekuatan yang bersifat eksternal, bisa diukur, dan seringkali digunakan untuk tujuan keangkuhan atau penindasan.
Tuhan mencari sesuatu yang lebih dari sekadar penampilan fisik atau kemampuan kasar. Ia mencari hubungan yang tulus, hati yang mau belajar, dan semangat yang bersedia merendahkan diri di hadapan-Nya. Ketaatan, dalam konteks ini, bukanlah kepatuhan buta, melainkan sebuah respons dari hati yang percaya dan mengasihi. Itu adalah pengakuan atas kedaulatan Tuhan dan kesediaan untuk mengikuti jalan-Nya, bahkan ketika jalan itu terasa sulit atau tidak sesuai dengan keinginan pribadi.
Ayat ini mengundang kita untuk merefleksikan sumber kekuatan kita yang sebenarnya. Apakah kita terlalu bergantung pada kemampuan kita sendiri, pada sumber daya yang kita miliki, atau pada prestise yang kita bangun? Atau, apakah kita memahami bahwa kekuatan sejati datang dari hubungan yang intim dengan Tuhan, dari ketaatan yang tulus kepada firman-Nya, dan dari iman yang mengalir dalam setiap aspek kehidupan kita? Ketika kita menempatkan ketaatan sebagai prioritas, kita membuka diri pada bimbingan dan pertolongan ilahi yang jauh melampaui apa yang dapat dicapai oleh kekuatan duniawi.
Memahami Mazmur 147:10 berarti kita diajak untuk menggeser fokus kita. Bukan berarti kita tidak boleh mengembangkan bakat atau memanfaatkan kekuatan yang Tuhan berikan. Namun, penting untuk selalu mengingat bahwa semua itu adalah sarana, bukan tujuan utama. Keberhasilan sejati dan kepuasan yang mendalam ditemukan ketika hidup kita dipimpin oleh ketaatan kepada Sang Pencipta. Seperti seorang seniman yang menguasai alatnya untuk menciptakan keindahan, demikian pula kita dipanggil untuk menggunakan segala yang kita miliki, dengan hati yang taat, untuk kemuliaan-Nya. Inilah fondasi kekuatan yang abadi dan kesukaan yang sejati di hadapan Tuhan.
Pelajari lebih lanjut tentang kebijaksanaan ilahi di sumber firman.