Mazmur 17:10

"Hati mereka telah menjadi beku seperti lemak, tetapi aku bersorak-sorai karena hukum-Mu."

TUHAN

(Ilustrasi: Hati yang dilindungi oleh perlindungan ilahi)

Ayat Mazmur 17:10 ini membuka sebuah jendela ke dalam pengalaman rohani yang mendalam, di mana pemazmur merasakan kontras yang tajam antara kekerasan hati orang-orang jahat dan sukacita yang ia temukan dalam firman dan hukum Tuhan. Ungkapan "hati mereka telah menjadi beku seperti lemak" menggambarkan keadaan hati yang mati rasa, tidak peka, dan tertutup terhadap kebenaran atau kasih. Lemak yang membeku menjadi keras, padat, dan sulit ditembus. Ini adalah gambaran hati yang tidak lagi berdenyut dengan kehidupan spiritual, yang telah mengeras karena dosa, kesombongan, atau ketidakpercayaan. Mereka mungkin memiliki kekayaan duniawi atau kekuasaan, namun hati mereka kosong dan terasing dari sumber kehidupan sejati.

Dalam konteks ini, pemazmur tidak hanya mengamati kondisi hati musuh-musuhnya, tetapi juga menunjukkan respons pribadinya: "tetapi aku bersorak-sorai karena hukum-Mu." Ini adalah sebuah pernyataan iman yang kuat. Di tengah situasi yang mungkin penuh dengan ancaman, penindasan, atau godaan untuk mengikuti jalan orang fasik, pemazmur memilih untuk menemukan sukacita, pengharapan, dan kekuatan dalam Taurat atau hukum Tuhan. Hukum Tuhan di sini bukan sekadar kumpulan aturan kaku, melainkan kehendak ilahi, ajaran-Nya, dan jalan hidup yang Ia tetapkan. Dalam hukum-Nya, pemazmur menemukan kebenaran, keadilan, dan janji perlindungan.

Bagi kita yang hidup di zaman modern, ayat ini tetap relevan. Kita seringkali berhadapan dengan berbagai bentuk "hati yang membeku" di sekitar kita: apatisme spiritual, ketidakpedulian sosial, atau bahkan permusuhan terbuka terhadap nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Dunia bisa terasa dingin dan keras, dipenuhi dengan mereka yang tampak kebal terhadap panggilan hati nurani atau kebenaran ilahi. Namun, seperti pemazmur, kita dipanggil untuk tidak membiarkan kekerasan dunia merusak sukacita dan iman kita.

Kunci untuk tetap teguh adalah seperti yang ditunjukkan oleh pemazmur: berpegang teguh pada hukum Tuhan. Dalam firman-Nya, kita menemukan panduan, penghiburan, dan pengingat akan kasih dan kesetiaan-Nya yang abadi. Mazmur 17:10 mengajarkan kita untuk membedakan antara kebejatan hati manusia dan kebaikan serta kekudusan Tuhan. Saat dunia terasa beku, kita dapat menemukan kehangatan dan kehidupan dalam hubungan kita dengan Sang Pencipta. Bersorak-sorai karena hukum-Nya berarti merayakan kebenaran-Nya, mengikutinya dengan sukacita, dan mempercayai janji-janji-Nya. Ini adalah ekspresi keyakinan bahwa, terlepas dari kerasnya hati orang lain, perlindungan dan sukacita sejati hanya ditemukan dalam kedaulatan dan kebaikan Tuhan.

Kutipan ini mengingatkan kita untuk tidak merespons kejahatan dengan kepahitan atau keputusasaan, tetapi dengan keyakinan yang diperbarui pada otoritas dan kebaikan Tuhan. Biarlah hati kita tetap lembut dan peka terhadap suara Tuhan, serta menemukan sukacita yang mendalam dalam setiap aspek kehidupan yang selaras dengan kehendak-Nya. Dalam firman-Nya, kita menemukan sumber kekuatan yang tak tergoyahkan, bahkan ketika dunia di sekitar kita tampak dingin dan tak berperasaan.