Mazmur 17:12

"Mereka mengintai, seperti singa yang menerkam, seperti singa muda yang bersembunyi di sarangnya."

Ayat yang tertulis dalam Mazmur 17:12 ini menggambarkan sebuah gambaran yang kuat mengenai ancaman yang dihadapi oleh pemazmur. Perumpamaan dengan singa yang mengintai dan bersembunyi di sarangnya melukiskan sifat kejahatan yang licik, berbahaya, dan selalu siap menerkam. Dalam konteks spiritual, ini bisa diartikan sebagai godaan, musuh, atau kekuatan jahat yang senantiasa mengintai kehidupan orang percaya, mencari celah untuk menyerang dan menjatuhkan.

Ketika kita merenungkan firman ini, kita diingatkan bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah jalan yang mulus tanpa rintangan. Ada berbagai bentuk "singa" yang siap menerkam: ketakutan yang melumpuhkan, keraguan yang merongrong iman, keserakahan yang menjebak jiwa, kesombongan yang menjauhkan dari Tuhan, atau bahkan penganiayaan dari sesama manusia. Masing-masing dari ancaman ini memiliki potensi untuk menghancurkan kedamaian dan iman kita, jika kita tidak waspada.

Namun, penting untuk diingat bahwa ayat ini seringkali menjadi bagian dari konteks yang lebih luas dalam Mazmur. Pemazmur, dalam kesulitan dan ancaman ini, tidak putus asa. Sebaliknya, ia selalu mencari perlindungan dan pertolongan dari Tuhan. Mazmur 17 secara keseluruhan adalah doa permohonan yang penuh keyakinan akan keadilan dan perlindungan ilahi. Pemazmur tahu bahwa meskipun musuh mengintai seperti singa yang lapar, Tuhan adalah penjaga yang lebih perkasa, Sang Gembala Agung yang tidak pernah tertidur.

Gambaran singa yang mengintai ini juga bisa mengajarkan kita tentang pentingnya kewaspadaan rohani. Seperti seekor singa yang sabar menunggu mangsanya lengah, begitu pula kejahatan seringkali bekerja melalui kelengahan kita. Ketika kita lalai berdoa, membaca firman, atau menjaga hati, kita membuka pintu bagi pengaruh negatif untuk masuk dan menguasai. Oleh karena itu, kita dipanggil untuk selalu berjaga-jaga, mengenakan perlengkapan senjata Allah, agar mampu bertahan dalam menghadapi tipu muslihat iblis.

Meskipun gambaran tersebut terdengar menakutkan, kita dapat menemukan kekuatan dan penghiburan dalam janji penyertaan Tuhan. Dalam menghadapi setiap "singa" yang mengintai, ingatlah bahwa kita tidak sendirian. Tuhan berjanji untuk menjadi perlindungan kita, benteng yang kokoh, dan penolong yang setia. Dia memberikan hikmat untuk mengenali jebakan dan kekuatan untuk mengatasinya. Teruslah berpegang teguh pada iman, bersandar pada kekuatan-Nya, dan niscaya kita akan mampu melewati setiap badai dengan kemenangan, seperti yang dialami oleh para orang kudus terdahulu.