"Ya TUHAN, lepaskan aku dari orang fasik, selamatkanlah aku dari orang yang melakukan kekerasan, yang merencanakan akan menjatuhkan aku dari tangga hidupku."
Mazmur 17:14 adalah sebuah pernyataan permohonan yang kuat dan mendalam dari pemazmur, Daud, kepada Tuhan. Dalam ayat ini, kita melihat sebuah gambaran yang sangat jelas tentang perjuangan seorang hamba Tuhan melawan kekuatan-kekuatan jahat yang mengancam keberadaannya, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara spiritual dan moral. Istilah "tangga hidup" memberikan metafora yang kaya, menggambarkan perjalanan kehidupan yang naik menuju kemuliaan atau pemenuhan kehendak Tuhan, namun juga rentan terhadap gangguan dan kejatuhan.
Permohonan "lepaskan aku dari orang fasik" dan "selamatkanlah aku dari orang yang melakukan kekerasan" menunjukkan betapa nyata ancaman yang dihadapi pemazmur. Orang fasik di sini merujuk pada mereka yang hidup tanpa mempedulikan hukum Tuhan, yang tindakannya sering kali membawa kehancuran bagi diri sendiri dan orang lain. Sementara itu, orang yang melakukan kekerasan menunjukkan karakter agresif dan destruktif, yang tidak segan-segan menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuannya, bahkan jika itu berarti merusak kehidupan orang lain.
Frasa "yang merencanakan akan menjatuhkan aku dari tangga hidupku" adalah inti dari kekhawatiran pemazmur. Ini bukan hanya tentang ancaman langsung, tetapi tentang rencana yang dibuat secara sadar untuk menggagalkan kemajuan rohani, menghancurkan integritas, atau menghalangi pemazmur untuk mencapai tujuan hidup yang Tuhan tetapkan baginya. "Tangga hidup" bisa diartikan sebagai perjalanan hidup yang penuh dengan pertumbuhan, pencapaian spiritual, dan ibadah kepada Tuhan. Ancaman ini adalah untuk menggagalkan semua itu, mendorong pemazmur jatuh kembali ke dalam jurang dosa atau keputusasaan.
Dalam konteks kehidupan modern, ayat ini tetap relevan. Kita terus-menerus dihadapkan pada berbagai bentuk godaan dan tekanan dunia yang dapat menjatuhkan kita dari jalan kebenaran. Media sosial, budaya konsumerisme, materialisme, dan berbagai ideologi yang bertentangan dengan ajaran ilahi bisa menjadi "orang fasik" dan "orang yang melakukan kekerasan" yang merencanakan kejatuhan kita. Mereka sering kali menampilkan diri sebagai hal yang diinginkan, namun sesungguhnya mengarah pada kehancuran spiritual dan mental.
Oleh karena itu, permohonan Daud mengingatkan kita untuk senantiasa bergantung pada Tuhan. Hanya Dia yang memiliki kekuatan untuk melepaskan kita dari segala bentuk kejahatan yang mengancam. Ketergantungan ini bukan berarti pasif, melainkan aktif dalam berdoa, membaca firman Tuhan, menjaga pergaulan, dan membuat keputusan yang bijak untuk menjauh dari hal-hal yang dapat menjatuhkan kita. Mazmur 17:14 adalah seruan agar Tuhan menjadi pelindung dan penolong kita, menjaga langkah kita agar tetap teguh di "tangga hidup" yang menuntun kita kepada-Nya.