"Tinggikanlah diri-Mu, ya Allah, mengatasi langit, biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!"
Mazmur 21:13 adalah seruan doa yang agung, sebuah pengakuan akan kebesaran dan otoritas tertinggi Allah. Ayat ini bukan sekadar untaian kata, melainkan sebuah deklarasi iman yang mendalam, sebuah pengingat bahwa di tengah segala gejolak dunia, kekacauan, dan bahkan pertentangan yang mungkin kita hadapi, ada satu entitas yang tak tertandingi: Tuhan Yang Maha Tinggi.
Ketika pemazmur berseru, "Tinggikanlah diri-Mu, ya Allah, mengatasi langit," ia sedang mengakui bahwa kekuasaan dan kemuliaan Tuhan melampaui batas-batas alam semesta yang kita kenal. Langit, dalam pandangan kuno dan modern, adalah simbol keluasan yang tak terhingga, tempat kediaman ilahi. Namun, bahkan keluasan itu pun tidak cukup untuk menampung keagungan-Nya. Allah lebih besar dari segala ciptaan, lebih tinggi dari segala bintang, lebih mulia dari segala bentangan kosmos.
Seruan ini juga mencerminkan keinginan hati untuk melihat Allah ditinggikan dalam kehidupan pribadi dan dalam komunitas umat-Nya. Seringkali, dalam kesibukan sehari-hari, dalam pencapaian pribadi, atau bahkan dalam kesulitan yang dihadapi, fokus kita bisa tergelincir dari Sang Pencipta. Mazmur 21:13 menjadi pengingat yang kuat untuk menarik kembali pandangan kita, untuk menempatkan Allah pada posisi yang selayaknya: di puncak segala sesuatu. Ini berarti memprioritaskan kehendak-Nya, memuliakan nama-Nya dalam setiap perkataan dan perbuatan, serta mengakui bahwa segala kekuatan dan kemenangan berasal dari-Nya.
Bagian kedua dari ayat ini, "biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi!" meluaskan cakupan seruan tersebut dari ranah surgawi ke duniawi. Ini adalah sebuah permohonan agar kebesaran dan kehadiran Tuhan tidak hanya diakui di surga, tetapi juga dinyatakan dan dihormati di seluruh penjuru bumi. Ini bisa diartikan sebagai doa agar kerajaan Allah datang dan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di surga. Ini adalah kerinduan agar prinsip-prinsip kebenaran, keadilan, dan kasih Allah terlihat nyata dalam interaksi antarmanusia, dalam pemerintahan, dan dalam seluruh aspek kehidupan di bumi ini.
Dalam konteks perjuangan atau kemenangan yang sering digambarkan dalam Mazmur, ayat ini memberikan perspektif yang krusial. Kemenangan yang dirayakan bukanlah hasil dari kekuatan manusia semata, melainkan buah dari campur tangan ilahi. Ketika kita melihat musuh dikalahkan, ketika tantangan teratasi, atau ketika kebaikan terwujud, itu adalah bukti bahwa Allah yang berkuasa sedang bekerja. Seruan untuk meninggikan-Nya adalah pengakuan bahwa Dia adalah sumber dari segala kemenangan dan kebaikan yang kita alami.
Bagi kita yang hidup di masa kini, Mazmur 21:13 tetap relevan. Di dunia yang seringkali memuliakan diri sendiri, kekayaan materi, atau kekuatan manusia, ayat ini mengajak kita untuk kembali kepada sumber kekuatan yang sejati. Ini adalah panggilan untuk tidak hanya percaya pada Allah, tetapi juga untuk secara aktif mengakui dan menyatakan kemuliaan-Nya dalam kehidupan kita. Biarlah seruan ini menjadi doa yang terus-menerus di hati kita, agar hidup kita menjadi kesaksian yang hidup bagi keagungan-Nya yang tak terbatas, yang ditinggikan di atas segala sesuatu, baik di langit maupun di bumi.