Mazmur 26:5 - Keadilan dan Perlindungan Tuhan

"Aku membenci perkumpulan orang jahat, dan tidak mau duduk bersama orang fasik." (Mazmur 26:5)
LANDASAN KOKOH

Mazmur 26:5 bukanlah sekadar ungkapan ketidaksukaan terhadap kelompok tertentu. Ayat ini mengandung makna spiritual yang mendalam mengenai prinsip hidup yang dipegang teguh oleh pemazmur, yaitu Daud. Ia menegaskan dengan tegas sikapnya terhadap "perkumpulan orang jahat" dan "orang fasik". Penolakan ini bukan didasari oleh kebencian semata, melainkan oleh kesadaran akan perbedaan mendasar antara jalan kebenaran dan jalan kejahatan.

Memilih Persekutuan yang Membangun

Dalam konteks kuno maupun modern, persekutuan atau perkumpulan memiliki pengaruh yang signifikan. Lingkungan tempat kita berada, orang-orang yang kita jadikan teman, serta kelompok tempat kita bernaung, semuanya membentuk dan mempengaruhi cara pandang, nilai-nilai, serta tindakan kita. Daud, yang hidupnya sering kali penuh tantangan dan dikelilingi oleh berbagai macam orang, menyadari pentingnya memilih persekutuan yang sejalan dengan imannya dan panggilannya.

Penolakan terhadap "perkumpulan orang jahat" mengindikasikan bahwa pemazmur melihat ada bahaya yang inheren dalam pergaulan tersebut. Kejahatan sering kali bersifat menular, dan nilai-nilai yang menyimpang bisa dengan mudah merasuki seseorang yang tidak waspada. Demikian pula, "orang fasik" adalah mereka yang hidupnya tidak sesuai dengan hukum dan kehendak Tuhan. Berada di tengah-tengah mereka, apalagi menjadi bagian dari kelompok mereka, dapat menggoyahkan pendirian rohani seseorang.

Landasan Keadilan Tuhan

Di bawah judul ini, kita menghadirkan sebuah ilustrasi visual yang melambangkan dasar yang kokoh, seperti kerikil yang tertata rapi di dasar sungai. Ini mencerminkan prinsip yang dipegang oleh Daud, yang mendasarkan hidupnya pada keadilan dan kebenaran Tuhan. Ketika seseorang memilih untuk menjauhi kejahatan dan kefasikan, ia sedang membangun fondasi yang kuat untuk hidupnya. Fondasi ini memungkinkan ia untuk tetap teguh di tengah badai kehidupan dan tidak mudah terombang-ambing oleh pengaruh negatif.

Mazmur ini mengajarkan kita untuk tidak hanya menghindari perbuatan jahat, tetapi juga lingkungan yang mempromosikannya. Ini adalah panggilan untuk bersikap proaktif dalam menjaga kemurnian hati dan pikiran. Keadilan Tuhan bukan hanya tentang penghukuman bagi yang jahat, tetapi juga tentang perlindungan bagi mereka yang mencari dan hidup dalam kebenaran. Dengan menjauhi yang jahat, kita membuka diri pada berkat dan bimbingan Tuhan yang akan menopang langkah kita di jalan yang benar.

Pemilihan kata "membenci" dan "tidak mau duduk" menunjukkan ketegasan sikap. Ini bukan berarti sikap tanpa kasih, melainkan penegasan prinsip yang tegas untuk tidak mentolerir atau bahkan terlibat dalam jalan yang menyesatkan. Dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa diterjemahkan sebagai kemampuan untuk berkata "tidak" pada tawaran yang menggiurkan namun menyesatkan, atau menjauhi lingkungan yang mendatangkan godaan dan kebinasaan moral.

Pada akhirnya, Mazmur 26:5 adalah pengingat bahwa iman yang sejati sering kali menuntut pilihan yang berani. Pilihan untuk membedakan diri dari dunia yang penuh kefasikan, dan memilih untuk berdiri kokoh di atas landasan keadilan ilahi. Ini adalah fondasi yang akan melindungi, membimbing, dan membawa kita pada kedamaian sejati.