Mazmur 38:20

"Tetapi mereka yang membalas kejahatan ganti kebaikan, mereka menentang aku, karena aku berusaha berbuat baik."
Ikon Pelindung

Ayat Mazmur 38:20 menyentuh inti dari pengalaman manusia yang kerap kali dihadapkan pada ketidakadilan dan penolakan, meskipun niatnya tulus untuk berbuat baik. Dalam kehidupan, seringkali kita menjumpai situasi di mana kebaikan yang kita tulus tawarkan justru dibalas dengan permusuhan, kecurigaan, atau bahkan serangan balik. Daud, penulis mazmur ini, tampaknya sedang merasakan beban berat dari pengalaman semacam itu, di mana orang-orang yang seharusnya mendukungnya justru menjadi lawannya, hanya karena ia berusaha mengikuti jalan kebenaran dan kebaikan.

Fenomena ini bukanlah hal baru. Dalam berbagai tingkatan kehidupan, baik personal, sosial, maupun profesional, kita bisa saja merasakan sakitnya dikhianati atau disalahpahami oleh mereka yang paling dekat. Usaha untuk menjaga integritas, menawarkan pertolongan, atau bahkan hanya sekadar menjalani hidup dengan prinsip moral yang baik, terkadang dianggap sebagai ancaman oleh sebagian orang. Mereka mungkin merasa terintimidasi oleh kebaikan yang tidak dapat mereka capai, atau mereka mungkin memiliki agenda pribadi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebaikan yang dijunjung tinggi.

Perasaan dihakimi, dikritik, dan ditentang saat kita berusaha melakukan hal yang benar bisa sangat melelahkan dan membuat putus asa. Namun, ayat ini juga menawarkan secercah harapan. Dengan mengakui adanya perlawanan semacam itu, Daud tidak tenggelam dalam keputusasaan. Sebaliknya, ia mengangkat pengalamannya kepada Tuhan, sumber kekuatan dan penghiburan. Mazmur ini mengingatkan kita bahwa meskipun dunia mungkin tidak selalu menghargai kebaikan, ada Tuhan yang melihat dan mengerti setiap usaha kita.

Kekuatan untuk terus berbuat baik di tengah penolakan seringkali datang dari iman yang teguh. Percaya bahwa Tuhan adalah hakim yang adil dan bahwa kebaikan pada akhirnya akan menang, memberikan kita keberanian untuk tetap teguh pada prinsip. Ayat ini mengajak kita untuk tidak gentar saat berhadapan dengan orang-orang yang membalas kejahatan ganti kebaikan. Sebaliknya, kita diingatkan untuk terus menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan, yang tidak akan pernah meninggalkan orang-orang yang mencari kebenaran-Nya.

Dalam konteks yang lebih luas, Mazmur 38:20 dapat menjadi pengingat bahwa jalan kebaikan tidak selalu mudah. Namun, kebaikan yang murni dan tidak pamrih, yang ditujukan kepada sesama dengan hati yang tulus, memiliki nilai yang tak terhingga di mata Tuhan. Pengalaman pahit ini, meskipun menyakitkan, dapat memurnikan iman kita dan memperdalam hubungan kita dengan Sang Pencipta, yang senantiasa menjadi benteng dan pelindung bagi mereka yang berjalan dalam kebenaran.