Ayat yang begitu ringkas namun sarat makna ini, "Engkaulah, ya Allahku, yang menyelamatkan umat-Mu dengan kekuatan tangan kanan-Mu; Engkaulah Raja-Ku dan Allah-Ku," dari Mazmur 44:4, mengingatkan kita akan kedalaman hubungan dan keyakinan yang seharusnya kita miliki terhadap Tuhan. Pernyataan ini bukan sekadar pengakuan pasif, melainkan sebuah deklarasi iman yang aktif dan transformatif.
Dalam setiap zaman dan setiap situasi, umat Tuhan selalu membutuhkan penyelamatan. Sejarah umat Israel yang tertulis dalam Kitab Mazmur seringkali menggambarkan pergulatan, penderitaan, dan harapan. Mazmur 44 secara khusus meratapi keadaan umat yang seolah ditinggalkan musuh, namun di tengah kesusahan itu, pemazmur tidak berhenti memohon pertolongan Tuhan, melainkan justru mengukuhkan identitas Tuhan sebagai penyelamat mereka.
Kata "menyelamatkan" dalam ayat ini menyoroti kuasa ilahi yang aktif. Bukan kebetulan, bukan keberuntungan, tetapi sebuah tindakan yang berasal dari "kekuatan tangan kanan-Mu." Tangan kanan dalam tradisi kuno seringkali diasosiasikan dengan kekuatan, otoritas, dan kemenangan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan memiliki kuasa mutlak untuk mengintervensi dan membebaskan umat-Nya dari segala bentuk penindasan, baik yang bersifat fisik, spiritual, maupun emosional.
Lebih dari sekadar penyelamat, pemazmur dengan lantang menyatakan, "Engkaulah Raja-Ku dan Allah-Ku." Pengakuan sebagai "Raja-Ku" menegaskan kedaulatan Tuhan atas hidup sang pemazmur dan seluruh umat. Ia bukan sekadar penguasa impersonal, melainkan penguasa yang memerintah dengan keadilan dan kasih. Sementara pengakuan sebagai "Allah-Ku" menunjukkan hubungan pribadi yang intim. Ini adalah pengakuan bahwa Tuhan adalah sumber segala kehidupan, pengharapan, dan tujuan. Sang pemazmur menempatkan Tuhan di atas segalanya, menjadikannya pusat dari segala orientasi hidupnya.
Dalam konteks kehidupan modern, pengakuan ini tetap relevan. Kita mungkin tidak menghadapi musuh yang menyerbu secara fisik seperti di zaman pemazmur, namun kita dihadapkan pada berbagai tantangan: stres pekerjaan, tekanan ekonomi, masalah kesehatan, keretakan hubungan, atau godaan dosa yang terus menggoda. Di saat-saat seperti inilah, kita dipanggil untuk mengulang pengakuan Mazmur 44:4. Mengingat bahwa Tuhan adalah Raja yang berkuasa atas segala situasi dan Allah yang pribadi yang peduli pada setiap detail kehidupan kita.
Kekuatan tangan kanan Tuhan bukan berarti kita harus pasrah tanpa usaha. Sebaliknya, keyakinan akan kekuatan-Nya seharusnya memampukan kita untuk bertindak dengan keberanian, iman, dan ketekunan, mengetahui bahwa kita tidak berjuang sendirian. Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Jadi, mari kita terus memproklamirkan Tuhan sebagai Raja dan Allah kita, serta mengandalkan kekuatan penyelamatan-Nya dalam setiap langkah perjalanan hidup kita.
Ini adalah sumber kekuatan dan penghiburan yang tak ternilai. Ketika dunia terasa genting, ketika jalan terasa gelap, kita memiliki kepastian bahwa Tuhan kita adalah Raja yang perkasa dan Allah yang setia, yang tangan kanan-Nya selalu siap untuk menolong dan menyelamatkan umat kepunyaan-Nya.