"Aku ingin melarikan diri, ke tempat yang aman dan tenteram."
Ayat Mazmur 55:8 mengungkapkan kerinduan hati yang mendalam, sebuah jeritan jiwa yang lelah menghadapi badai kehidupan. Ketika tekanan dunia terasa begitu berat, ketika pergumulan pribadi mengoyak ketenangan batin, dan ketika segala bentuk kejahatan dan pengkhianatan mengelilingi, keinginan untuk melarikan diri bukanlah tanda kelemahan, melainkan respons alami manusia yang merindukan kedamaian dan keamanan. Daud, penulis mazmur ini, seringkali menggunakan metafora alam untuk menggambarkan keadaan emosional dan spiritualnya. "Tempat yang aman dan tenteram" yang ia dambakan bukan sekadar lokasi fisik, melainkan sebuah keadaan di mana jiwa dapat beristirahat, bebas dari ancaman, kekhawatiran, dan ketidakadilan.
Dalam dunia modern yang serba cepat dan penuh tuntutan, banyak dari kita yang merasakan dorongan serupa. Hiruk pikuk pekerjaan, masalah keluarga, ketidakpastian ekonomi, bahkan gejolak sosial dapat menciptakan badai yang mengancam keseimbangan hidup. Seringkali, kita mencari pelarian dalam berbagai hal: kesibukan yang berlebihan, hiburan sesaat, atau bahkan penolakan terhadap realitas. Namun, ayat ini mengingatkan kita pada sumber pelarian yang sejati, yang tidak hanya menawarkan istirahat sementara, tetapi kedamaian yang mendalam dan abadi.
Meskipun Daud mengungkapkan keinginannya untuk melarikan diri, di bagian lain Mazmur 55, ia juga menunjukkan bagaimana ia menemukan kekuatan dan perlindungan dalam imannya kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan yang kokoh, benteng yang tidak dapat ditembus oleh segala jenis kejahatan. "Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau..." (Mazmur 55:22a). Ayat 8 ini, ketika dilihat dalam konteks keseluruhan Mazmur, menjadi ungkapan kerinduan yang kemudian dijawab oleh keyakinan pada pemeliharaan Ilahi. Ini adalah sebuah pengakuan bahwa meskipun keinginan untuk "melarikan diri" mungkin muncul, solusi utamanya terletak pada penyerahan diri kepada Pribadi yang mampu memberikan ketenangan sejati, bahkan di tengah badai sekalipun.
Oleh karena itu, Mazmur 55:8 bukan hanya tentang keinginan untuk menghindar, tetapi sebuah pengingat bahwa di tengah ketidaktenangan hidup, selalu ada harapan untuk menemukan tempat yang aman. Tempat itu, pada akhirnya, adalah dalam hadirat Tuhan, di mana jiwa dapat menemukan kedamaian yang tak tergoyahkan dan pemeliharaan yang senantiasa ada. Ini adalah undangan untuk tidak hanya berteriak ingin melarikan diri, tetapi juga mencari dan menemukan sumber ketenangan yang sesungguhnya, yaitu pada Dia yang berkuasa atas segala badai.