Ayat Mazmur 71:24 adalah sebuah pernyataan iman yang mendalam dan penuh sukacita. Dalam kesederhanaannya, ayat ini merangkum esensi bagaimana keadilan Tuhan dapat menjadi sumber pujian yang tak henti-hentinya bagi orang percaya. Pernyataan "Juga lidahku akan mengucap syukur karena keadilan-Mu senantiasa" menunjukkan sebuah pengakuan yang bersumber dari pengalaman pribadi dan keyakinan teguh.
Keadilan Tuhan, dalam konteks Kitab Mazmur, bukan sekadar hukuman terhadap kejahatan, tetapi juga kebenaran-Nya yang membebaskan, melindungi, dan membela umat-Nya. Bagi Daud, penulis banyak Mazmur, keadilan Tuhan adalah kekuatan yang senantiasa hadir, bahkan di tengah penderitaan, pengkhianatan, dan ancaman musuh. Ayat ini bukanlah sebuah doa yang memohon, melainkan sebuah deklarasi sukacita yang telah terealisasi. Lidahnya, sebagai alat ekspresi, dipilih untuk secara aktif menyatakan rasa syukur yang tak pernah padam.
Memaknai Keadilan Tuhan
Seringkali, konsep keadilan Tuhan dipahami secara terbatas. Namun, Mazmur ini mengingatkan kita bahwa keadilan-Nya mencakup aspek yang lebih luas. Keadilan Tuhan adalah manifestasi dari karakter-Nya yang sempurna: Dia adalah Allah yang benar, yang tidak dapat berdusta, yang setia pada janji-Nya, dan yang bertindak sesuai dengan standar moral-Nya yang kudus. Ketika kita berbicara tentang keadilan Tuhan, kita berbicara tentang kesetiaan-Nya dalam menepati perjanjian, kebenaran-Nya dalam menghakimi, dan kasih-Nya dalam memulihkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menghadapi ketidakadilan, kesalahpahaman, atau penderitaan yang tampak tidak adil. Namun, Mazmur 71:24 mengajak kita untuk mengangkat pandangan, melampaui situasi sementara, dan bersandar pada keadilan Tuhan yang kekal. Keadilan-Nya menjamin bahwa pada akhirnya, kebenaran akan menang, dan mereka yang mengandalkan-Nya akan dibenarkan. Hal ini memberikan dasar yang kokoh untuk sukacita yang sejati.
Sumber Pujian yang Abadi
Frasa "senantiasa" menggarisbawahi sifat berkelanjutan dari pujian ini. Ini bukan pujian yang hanya diucapkan ketika segalanya berjalan lancar, tetapi pujian yang mampu bertahan dalam badai kehidupan. Mengapa lidah begitu penting di sini? Karena lidah adalah bagian dari diri kita yang paling mudah mengungkapkan perasaan, baik positif maupun negatif. Dalam ayat ini, lidah dipersembahkan sebagai alat untuk menyuarakan kebenaran dan keagungan Allah.
Mengucap syukur karena keadilan Tuhan berarti mengakui bahwa Dia adalah penguasa tertinggi, yang mengatur segala sesuatu sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna. Bahkan ketika kita tidak memahami jalan-Nya, kita dapat percaya bahwa Dia bertindak dengan keadilan dan kebijaksanaan yang tak terbatas. Pengalaman pribadi dari banyak orang percaya sepanjang sejarah menunjukkan bahwa dalam saat-saat tergelap sekalipun, keadilan Tuhan telah dinyatakan dengan cara yang luar biasa, memberikan bukti yang tak terbantahkan akan kesetiaan-Nya.
Oleh karena itu, mari kita renungkan Firman ini dan membiarkan keadilan Tuhan menjadi sumber pujian yang tak pernah padam dalam hidup kita. Seperti yang diungkapkan dalam Mazmur 71:24, biarlah lidah kita senantiasa mengucap syukur atas kebenaran-Nya yang mulia.