Di Salem juga Ia mendirikan kemah-Nya, dan di Sion tempat kediaman-Nya.
Mazmur 76:3 adalah ayat yang sangat kuat dan penuh makna. Ayat ini membicarakan tentang tempat-tempat suci di mana Tuhan hadir dan di mana kedamaian-Nya berdiam. "Di Salem juga Ia mendirikan kemah-Nya, dan di Sion tempat kediaman-Nya." Kata "Salem" seringkali diidentikkan dengan Yerusalem itu sendiri, kota yang pada masa lalu dikenal sebagai kota damai. Kemudian, penekanan diberikan pada "Sion," yang merupakan bukit di mana Bait Suci didirikan, menjadi pusat ibadah dan kehadiran ilahi.
Kehadiran Tuhan di sebuah tempat bukanlah sekadar lokasi fisik semata, melainkan penegasan akan kedaulatan, perlindungan, dan damai sejahtera yang Dia berikan kepada umat-Nya. Ketika pemazmur menyebutkan bahwa Tuhan mendirikan "kemah-Nya" dan "tempat kediaman-Nya," ini mengisyaratkan sebuah koneksi yang intim dan permanen. Ini bukan tamu sementara, tetapi tuan rumah yang sesungguhnya, yang mengatur dan menjaga segala sesuatu di bawah naungan kekuasaan-Nya.
Ayat ini juga berbicara tentang fondasi iman. Yerusalem dan Sion menjadi simbol pusat spiritual bagi bangsa Israel. Di sana, mereka mempersembahkan korban, mencari tuntunan, dan merasakan persekutuan dengan Tuhan. Keberadaan Tuhan di sana menjadi sumber kekuatan dan harapan mereka, terutama di masa-masa sulit. Pengalaman inilah yang kemudian diabadikan dalam Mazmur, agar generasi mendatang dapat mengenang dan belajar dari kesetiaan-Nya.
Bagi kita di zaman sekarang, Mazmur 76:3 mengajarkan pentingnya mencari dan menghargai tempat-tempat di mana kita dapat mengalami kehadiran Tuhan. Ini bisa berupa gereja, persekutuan doa, atau bahkan momen-momen pribadi saat kita merenungkan firman-Nya. Seperti Sion yang menjadi pusat spiritual, kita pun dipanggil untuk menjadikan hati kita sebagai tempat di mana Tuhan berdiam. Ketika hati kita menjadi kediaman-Nya, kita akan merasakan damai sejahtera yang melampaui segala akal, kekuatan untuk menghadapi tantangan, dan hikmat untuk menjalani hidup.
Konteks sejarah Mazmur 76 seringkali dikaitkan dengan kemenangan militer yang luar biasa yang diberikan Tuhan kepada Israel. Dalam menghadapi musuh yang kuat, Tuhan bertindak sebagai pelindung dan pembela umat-Nya. Ayat ini mengingatkan kita bahwa di balik segala peristiwa dunia, kedaulatan Tuhan tetap teguh. Ia memiliki kendali penuh, dan Ia memilih untuk mendiami tempat-tempat yang Dia tetapkan sebagai pusat hubungan-Nya dengan manusia.
Lebih jauh lagi, Mazmur 76:3 dapat dimaknai sebagai janji akan kehadiran Tuhan yang tidak pernah berubah. Meskipun bangunan fisik bisa runtuh atau digantikan, kehadiran ilahi yang dijanjikan-Nya tetap kekal. Ini memberikan kepastian dan ketenangan bagi setiap orang yang percaya. Marilah kita senantiasa memelihara hati kita agar menjadi kediaman yang layak bagi Sang Raja, di mana damai sejahtera-Nya senantiasa berlimpah.