Ayat dari 1 Yohanes 2:26 mengingatkan kita tentang bahaya ajaran sesat dan orang-orang yang berusaha menyesatkan umat Tuhan. Di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh dunia, mudah sekali bagi seseorang untuk tersesat jika tidak berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan. Surat ini ditulis oleh Rasul Yohanes untuk memperlengkapi orang percaya dengan pengetahuan dan hikmat ilahi agar mereka dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang dari musuh.
Yohanes menekankan pentingnya memiliki pengurapan dari Yang Kudus. Pengurapan ini bukan hanya sekadar pengetahuan intelektual, tetapi sebuah pemahaman rohani yang mendalam yang diberikan oleh Roh Kudus. Roh Kudus adalah guru sejati yang akan menuntun kita kepada seluruh kebenaran. Ketika kita memiliki pengurapan ini, kita mampu mengenali suara Tuhan dan membedakannya dari suara-suara lain yang menyesatkan. Ajaran yang benar akan selalu bersesuaian dengan firman Tuhan dan menghasilkan buah-buah Roh seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Orang-orang yang berusaha menyesatkan biasanya datang dengan penampilan yang meyakinkan, menawarkan janji-janji manis, atau bahkan menggunakan dalih agama untuk mencapai tujuan mereka yang sebenarnya. Mereka mungkin mengubah makna firman Tuhan, menafsirkan ayat-ayat sesuai kepentingan mereka, atau mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran dasar Kekristenan. Yohanes mengingatkan kita agar tidak mudah percaya pada setiap roh, tetapi menguji roh-roh itu apakah mereka berasal dari Allah (1 Yohanes 4:1). Ujiannya adalah apakah mereka mengakui Yesus Kristus telah datang dalam daging (1 Yohanes 4:2-3).
Untuk menghadapi pengaruh penyesatan, kita perlu mendalami firman Tuhan secara konsisten. Alkitab adalah kompas rohani kita yang akan menunjukkan arah yang benar. Semakin kita mengenal firman Tuhan, semakin kita diperlengkapi untuk melawan setiap ajaran yang menyimpang. Selain itu, penting untuk menjaga persekutuan dengan sesama orang percaya. Dalam komunitas iman, kita dapat saling mengingatkan, menguatkan, dan berbagi pemahaman tentang firman Tuhan. Jangan pernah merasa cukup atau berhenti belajar. Ketaatan pada kebenaran Tuhan adalah kunci utama untuk tetap teguh dalam iman dan tidak tersesat.
Ayat 1 Yohanes 2:26 ini menjadi pengingat yang kuat bagi kita untuk selalu waspada dan kritis terhadap segala sesuatu yang kita dengar dan percayai, terutama yang berkaitan dengan iman. Jangan pernah kompromi dengan kebenaran. Percayalah pada tuntunan Roh Kudus dan tetaplah berakar pada firman Tuhan. Dengan demikian, kita akan dapat mengenali dan menolak setiap usaha penyesatan, serta terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus yang adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup.