Mazmur 77:19 - Jejak Tuhan di Lautan

"Jalan-Mu ada di dalam laut, dan lorong-Mu di dalam air yang deras, tetapi jejak-Mu tidak dikenal."

Ayat ini, Mazmur 77:19, membawa kita pada sebuah perenungan mendalam tentang kuasa dan misteri Tuhan yang tak terjangkau oleh akal manusia. Sang pemazmur, dalam kesusahan atau kebingungan, merenungkan tindakan-tindakan besar Allah di masa lalu, khususnya ketika bangsa Israel keluar dari Mesir. Ia melihat bagaimana Tuhan memimpin mereka melewati Laut Merah yang terbelah. Bayangkanlah pemandangan itu: gelombang besar yang surut, menampakkan dasar laut yang kering, menciptakan sebuah jalan yang ajaib bagi umat pilihan-Nya. Di sana, di tengah lautan yang dahsyat, Tuhan menunjukkan kekuatan-Nya yang luar biasa.

Namun, ayat ini tidak hanya berhenti pada deskripsi kebesaran visual. Sang pemazmur menambahkan sebuah pengamatan yang penuh hikmat: "tetapi jejak-Mu tidak dikenal." Ini bukan berarti Tuhan tidak meninggalkan jejak. Tentu saja, tindakan-Nya menciptakan jejak yang monumental dalam sejarah penyelamatan umat-Nya. Akan tetapi, "jejak-Mu tidak dikenal" menyiratkan bahwa cara kerja-Nya, rencana-Nya yang lebih dalam, dan keseluruhan perjalanan-Nya tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh keterbatasan pikiran manusia. Ia bergerak dalam dimensi yang melampaui persepsi kita. Lautan itu sendiri, dengan kedalamannya yang menyimpan misteri, menjadi metafora yang kuat untuk ketidakpahaman manusia akan jalan-jalan Tuhan yang seringkali tersembunyi.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali dihadapkan pada situasi yang membingungkan. Kita mungkin merasa tersesat, tidak mengerti mengapa sesuatu terjadi, atau bagaimana jalan ke depan. Pada saat-saat seperti inilah renungan akan Mazmur 77:19 menjadi sangat relevan. Kita diingatkan bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar, bahkan ketika kita tidak bisa melihatnya. Jalan-Nya mungkin terlihat seperti lautan yang bergejolak atau lorong gelap yang tak terpetakan, tetapi kita dapat percaya bahwa Ia sedang memimpin. Kekuatan-Nya yang mampu membelah laut adalah bukti bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya untuk menuntun kita melewati badai kehidupan.

Mengakui bahwa "jejak-Mu tidak dikenal" bukanlah tanda kekalahan atau ketidakpercayaan, melainkan sebuah pengakuan kerendahan hati di hadapan Sang Pencipta yang Maha Tahu dan Maha Kuasa. Ini adalah ajakan untuk berserah, untuk mempercayai bahwa di balik setiap kejadian, ada tujuan ilahi yang sedang digenapi, meskipun saat ini kita belum dapat memahaminya sepenuhnya. Ketika kita merenungkan ayat ini, kita diajak untuk menaruh harapan bukan pada pemahaman kita sendiri, tetapi pada karakter dan kesetiaan Tuhan yang telah terbukti sepanjang sejarah, bahkan dalam tindakan-Nya yang paling menakjubkan di lautan biru yang tak bertepi.