"Bangkitlah, berikanlah pertolongan kepada kami, lepaskanlah kami karena kasih setia-Mu!"
Permohonan dalam Mazmur 44:26 ini bukan sekadar sebuah doa biasa. Ia adalah seruan jiwa yang terdesak, sebuah jeritan dari kedalaman penderitaan dan keputusasaan. Ketika segala upaya manusia telah gagal, ketika kekuatan diri telah terkuras habis, dan ketika harapan seakan sirna ditelan kegelapan, hati manusia secara naluriah akan mencari sumber pertolongan yang tertinggi. Ayat ini mencerminkan pergumulan umat Allah di tengah kesulitan yang luar biasa, di mana mereka dihadapkan pada ancaman dan serangan dari musuh-musuh mereka.
Dalam situasi seperti ini, umat Israel teringat akan kasih setia Tuhan yang telah terbukti sepanjang sejarah mereka. Mereka mengingat bagaimana Tuhan telah membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir, menuntun mereka melewati padang gurun, dan menganugerahkan tanah perjanjian. Kasih setia Tuhan (hesed dalam bahasa Ibrani) adalah janji-Nya yang tak tergoyahkan, sebuah bentuk kasih yang berlandaskan pada komitmen dan kesetiaan yang abadi. Inilah yang menjadi pegangan mereka ketika situasi tampak genting.
Seruan "Bangkitlah, berikanlah pertolongan kepada kami!" menunjukkan keyakinan bahwa Tuhan berkuasa untuk bertindak. Kata "bangkitlah" menyiratkan bahwa Tuhan mungkin tampak diam atau tidak aktif di tengah kesulitan umat-Nya. Namun, pemazmur percaya bahwa Tuhan akan bangkit, menunjukkan kekuatan-Nya, dan campur tangan dalam situasi mereka. Ini adalah pengakuan bahwa pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan. Kita sering kali mencoba menyelesaikan masalah dengan kekuatan kita sendiri, namun akhirnya menyadari keterbatasan kita. Saat itulah kita dipanggil untuk berpaling kepada Tuhan.
Frasa "lepaskanlah kami karena kasih setia-Mu!" menegaskan kembali motivasi mengapa pertolongan itu diminta. Bukan karena kebaikan atau jasa umat Israel, melainkan semata-mata karena karakter Tuhan sendiri yang penuh kasih setia. Permohonan ini adalah pengingat bagi Tuhan tentang perjanjian-Nya dan cinta-Nya yang tak terbatas kepada umat pilihan-Nya. Bagi kita, ini adalah pelajaran berharga bahwa dalam doa, kita tidak boleh bersandar pada usaha kita sendiri, melainkan pada anugerah dan kebaikan Tuhan yang tidak berubah. Kasih setia-Nya adalah dasar dari segala harapan kita, terutama di saat-saat terberat.
Mazmur 44:26 mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Ketika kita merasa lemah dan tak berdaya, ingatlah bahwa Tuhan selalu hadir dan siap untuk menolong. Serukanlah nama-Nya, percayalah pada kasih setia-Nya, dan yakinlah bahwa Dia akan bangkit untuk memberikan pertolongan yang kita butuhkan. Ini adalah panggilan untuk terus berdoa dengan iman, mengakui ketergantungan kita pada Tuhan, dan mengandalkan kekuatan-Nya yang dahsyat untuk membebaskan kita dari segala kesesakan.