Mazmur 78:26 - Turunnya Manna

"Ia memerintahkan awan-awan yang di atas, dan membuka pintu-pintu langit."

Kisah bangsa Israel di padang gurun adalah narasi yang kaya akan pengajaran dan bukti nyata dari pemeliharaan Tuhan. Di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian dan kelangkaan, Tuhan secara ajaib menyediakan kebutuhan umat-Nya. Mazmur 78:26 menggarisbawahi kebesaran kuasa-Nya dalam mendatangkan makanan dari langit, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai turunnya manna.

Frasa "Ia memerintahkan awan-awan yang di atas, dan membuka pintu-pintu langit" bukanlah sekadar ungkapan puitis semata. Ini adalah deskripsi yang kuat tentang kedaulatan mutlak Tuhan atas alam semesta. Dalam konteks keluarnya bangsa Israel dari Mesir, mereka menghadapi tantangan pangan yang besar. Makanan yang dibawa dari Mesir mulai menipis, dan mereka mulai meragukan janji Tuhan serta kepemimpinan Musa. Kekhawatiran ini memicu keluhan dan ketidakpuasan di antara umat.

Menanggapi kerinduan dan kebutuhan mereka, Tuhan bertindak. Dia tidak hanya memberikan solusi sementara, tetapi sebuah wahyu yang mendalam tentang bagaimana Dia dapat memenuhi kebutuhan umat-Nya dari tempat yang paling tidak terduga: langit. Awan, yang biasanya kita kaitkan dengan hujan atau kegelapan, diperintahkan oleh Tuhan. Dan "pintu-pintu langit" dibuka, bukan untuk badai atau murka, melainkan untuk anugerah berupa makanan surgawi.

Manna adalah makanan yang bentuknya seperti biji ketumbar dan rasanya seperti kue yang dibuat dengan madu. Ditemukan di atas permukaan tanah setiap pagi, "makanan surga" ini menjadi sumber kehidupan bagi jutaan orang selama empat puluh tahun pengembaraan mereka. Keajaiban ini mengingatkan kita bahwa kedaulatan Tuhan tidak terbatas pada hal-hal spiritual saja, tetapi juga mencakup pemeliharaan jasmani kita. Dia adalah sumber dari segala sesuatu, dan ketika Dia berkehendak, Dia mampu menyediakan lebih dari yang kita minta atau bayangkan.

Pengalaman dengan manna mengajarkan umat Israel (dan kita juga) untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Mereka tidak bisa mengumpulkan manna untuk hari esok karena manna akan berulat jika disimpan lebih dari satu hari (kecuali untuk hari Sabat). Ini mengajarkan disiplin untuk hidup dari hari ke hari, mengandalkan berkat Tuhan yang tersedia setiap pagi. Mazmur 78:26 adalah pengingat abadi bahwa Tuhan berkuasa atas segala elemen, termasuk cuaca dan sumber daya alam, untuk menunjukkan kasih dan kesetiaan-Nya kepada umat-Nya yang percaya. Keajaiban manna menjadi simbol kuat dari kehadiran dan pemeliharaan ilahi yang berkelanjutan.