Nasihat untuk Kemenangan: Merayakan Paskah Bersama
Ayat dari Kitab 2 Tawarikh 35:21 memberikan sebuah gambaran inspiratif mengenai momen penting dalam sejarah Israel, yaitu saat Raja Hizkia menyerukan seluruh rakyatnya untuk berkumpul dan merayakan Paskah. Seruan ini bukanlah sekadar acara seremonial belaka, melainkan sebuah deklarasi iman dan upaya pemulihan spiritual yang mendalam.
Dalam konteksnya, Hizkia sedang memimpin sebuah reformasi besar-besaran dalam Kerajaan Yehuda. Setelah masa-masa ketidaktaatan dan penyembahan berhala yang merajalela, Hizkia berupaya mengembalikan umat Allah kepada ibadah yang benar sesuai dengan perintah TUHAN. Pemulihan ibadah ini dimulai dari pembersihan Bait Suci dan kemudian berlanjut pada kebangunan rohani yang melibatkan seluruh rakyat.
Panggilan Hizkia untuk merayakan Paskah mencakup tidak hanya penduduk Yehuda, tetapi juga mereka yang berada di wilayah Efraim dan Manasye. Ini menunjukkan visi yang luas dan inklusif dari sang raja. Paskah, sebagai peringatan pembebasan dari perbudakan di Mesir, adalah simbol kuat dari kasih karunia dan kekuatan Allah dalam menyelamatkan umat-Nya. Dengan merayakannya bersama, mereka bukan hanya mengenang masa lalu, tetapi juga meneguhkan kembali kepercayaan mereka pada janji dan kuasa Allah di masa kini dan masa depan.
Konteks sejarah dari ayat ini juga penting untuk dipahami. Bangsa Israel seringkali mengalami kesulitan dan kekalahan ketika mereka menjauh dari Tuhan. Sebaliknya, ketika mereka kembali kepada-Nya dan menaati perintah-Nya, mereka menemukan kekuatan dan pemulihan. Seruan Hizkia untuk merayakan Paskah adalah bagian dari strategi-Nya untuk membawa umat kembali ke hadirat Allah, memulihkan hubungan mereka, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan apa pun yang mungkin datang.
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari ayat ini. Pertama, pentingnya kesatuan dalam ibadah. Ketika umat berkumpul, iman mereka diperkuat, dan mereka dapat saling mendukung. Kedua, peringatan dan perayaan peristiwa-peristiwa penting dalam iman kita adalah cara untuk menjaga agar kita tidak melupakan karya besar Allah. Ketiga, pemulihan spiritual seringkali membutuhkan tindakan proaktif dan kepemimpinan yang berani, seperti yang ditunjukkan oleh Raja Hizkia.
Dalam kehidupan modern, kita pun dapat mengaplikasikan semangat dari ayat ini. Dengan menghadapi berbagai tantangan pribadi maupun kolektif, kita diingatkan akan pentingnya kembali merenungkan dan merayakan anugerah serta pemeliharaan Allah dalam hidup kita. Merayakan Paskah, atau momen-momen pengingat kebaikan Tuhan lainnya, dapat menjadi jangkar spiritual yang kokoh, membekali kita dengan keberanian dan keyakinan untuk menghadapi hari esok, sama seperti umat Israel pada masa Hizkia.