Mazmur 78:35, sebuah ayat yang singkat namun sarat makna, membawa kita pada sebuah pengingat yang mendalam: "Mereka teringat, bahwa Allah adalah gunung batunya, dan Allah Yang Mahatinggi adalah penebusnya." Pengakuan ini muncul dalam konteks narasi panjang tentang sejarah Israel, sebuah kisah yang penuh dengan siklus ketidaksetiaan dan pemulihan. Ayat ini menyoroti momen krusial ketika umat Allah, di tengah ujian dan tantangan, kembali mengingat identitas sejati dari Dia yang mereka sembah.
Hakikat Gunung Batu Ilahi
Istilah "gunung batu" secara metaforis menggambarkan kekuatan, keteguhan, dan ketidakberubahan yang mutlak. Sama seperti gunung batu yang kokoh berdiri menghadapi badai dan gempa bumi, Allah adalah fondasi yang tak tergoyahkan bagi umat-Nya. Dalam ketidakpastian hidup, ketika segala sesuatu terasa rapuh dan sementara, mengingat Allah sebagai gunung batu memberikan rasa aman dan stabilitas yang tak ternilai. Keberadaan-Nya yang abadi dan kekuatan-Nya yang tak terbatas menjadi jangkar spiritual yang mencegah kita terombang-ambing oleh gelombang kehidupan.
Penebus yang Mahatinggi
Lebih dari sekadar kekuatan pelindung, ayat ini juga menegaskan peran Allah sebagai "penebus". Penebusan menyiratkan tindakan penyelamatan, pembebasan dari belenggu dosa, kesalahan, atau penderitaan. Dalam budaya kuno, penebus adalah kerabat terdekat yang memiliki kewajiban hukum untuk memulihkan hak-hak keluarga yang hilang atau membebaskan anggota keluarga dari perbudakan. Ketika Mazmur menyebut Allah sebagai penebus, ia menyatakan bahwa Allah sendiri mengambil inisiatif untuk memulihkan hubungan-Nya dengan umat-Nya yang berdosa dan membawa mereka kembali ke dalam persekutuan.
Kebijaksanaan di Tengah Ujian
Pengingatan akan Allah sebagai gunung batu dan penebus bukanlah sekadar pengulangan doktrinal, melainkan sebuah tindakan iman yang aktif. Seringkali, justru di saat-saat tergelap, ketika kesetiaan kita diuji dan kesabaran kita dipertaruhkan, ingatan akan sifat Allah yang tak berubah menjadi sumber kekuatan. Sejarah Israel, sebagaimana diceritakan dalam Mazmur 78, adalah pelajaran tentang bagaimana umat Allah berulang kali melupakan perbuatan-perbuatan besar-Nya, lalu mengalami konsekuensi dari kelupaan itu. Namun, setiap kali mereka berpaling kepada-Nya, Allah selalu menunjukkan belas kasihan dan kesetiaan-Nya.
Jadi, ketika kita menghadapi tantangan, keraguan, atau perasaan terisolasi, renungan atas Mazmur 78:35 dapat menjadi pemicu untuk kembali berpegang pada kebenaran ilahi. Ingatlah bahwa Allah adalah gunung batu Anda – teguh, tak tergoyahkan, dan selalu ada. Dia adalah penebus Anda – yang telah dan akan terus memulihkan, menyelamatkan, dan membawa Anda melalui setiap kesulitan. Dalam pengenalan yang diperbarui ini, kita menemukan harapan, kekuatan, dan kepastian yang sejati, yang memancar dari Sumber kehidupan itu sendiri.