Mazmur 78:57 - Ketaatan dan Ketidaksetiaan

"Mereka bertindak tidak setia, seperti leluhur mereka, mereka menyimpang seperti busur yang mengarah ke mana-mana."
Busur yang mengarah ke mana-mana

Makna Ketidaksetiaan

Ayat Mazmur 78:57 menyajikan gambaran yang kuat tentang sifat ketidaksetiaan yang diwariskan. Penulis Mazmur, Asaf, merenungkan sejarah bangsa Israel dan bagaimana generasi demi generasi cenderung mengulangi kesalahan leluhur mereka. Kata "tidak setia" di sini merujuk pada pengkhianatan terhadap perjanjian mereka dengan Tuhan, yaitu penyembahan berhala dan meninggalkan jalan kebenaran yang telah ditetapkan.

Perumpamaan "seperti busur yang mengarah ke mana-mana" sangat efektif. Busur yang baik dirancang untuk menembakkan anak panah dengan akurat ke sasaran. Namun, ketika busur itu rusak atau talinya kendor, ia menjadi tidak dapat diandalkan. Anak panah yang ditembakkan akan meleset jauh dari tujuan, tidak dapat diprediksi arahnya, dan akhirnya tidak berguna. Ini mencerminkan bagaimana umat Tuhan, ketika mereka berpaling dari Tuhan, menjadi tidak dapat dikendalikan dan tidak memiliki arah yang benar dalam hidup mereka.

Konsekuensi dari Penyimpangan

Kisah dalam Mazmur 78 secara keseluruhan adalah pengingat akan konsekuensi dari ketidaktaatan dan ketidaksetiaan. Tuhan telah memberikan banyak tanda dan mukjizat untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir, memberi mereka hukum, dan menuntun mereka ke Tanah Perjanjian. Namun, bukannya berpegang teguh pada kesetiaan, mereka berulang kali memberontak dan melupakan perbuatan besar Tuhan.

Penyimpangan ini bukanlah sekadar kesalahan kecil, melainkan pilihan sadar untuk mengabaikan perintah Tuhan dan mencari jalan sendiri. Hal ini membawa bangsa Israel pada hukuman dan penderitaan, seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat selanjutnya dari Mazmur 78. Tuhan tidak mengabaikan ketidaksetiaan mereka, meskipun kasih setia-Nya tetap ada. Namun, dampak dari tindakan mereka sangat nyata dalam pengalaman sejarah mereka.

Pelajaran untuk Masa Kini

Meskipun Mazmur 78:57 berbicara tentang konteks historis Israel kuno, pesannya tetap relevan bagi kita hari ini. Kita semua berhadapan dengan godaan untuk menyimpang dari jalan Tuhan, baik melalui dosa yang disengaja maupun kelalaian yang terus-menerus. Kadang-kadang, kita mungkin merasa seperti "busur yang mengarah ke mana-mana," yaitu hidup tanpa tujuan yang jelas, melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan merasa terlepas dari tuntunan ilahi.

Penting untuk merenungkan kebenaran ini: kesetiaan kepada Tuhan bukan hanya tentang tidak melakukan hal-hal buruk, tetapi juga tentang secara aktif mencari dan mengikuti kehendak-Nya. Ini membutuhkan penegasan kembali komitmen kita, belajar dari kesalahan masa lalu (baik pribadi maupun komunal), dan memohon bimbingan Roh Kudus agar hidup kita dapat "mengarah" pada tujuan yang berkenan di hadapan Tuhan. Seperti perumpamaan busur yang baik, hidup yang berpusat pada Tuhan akan memiliki arah, ketepatan, dan dampak yang positif.