Mazmur 78:9

"Orang Efraim, yang bersenjatakan panah, berbalik mundur pada hari pertempuran."

Ayat ini dari Mazmur 78:9 memuat gambaran yang kuat tentang sebuah peristiwa di masa lalu bangsa Israel. Ayat ini tidak hanya sekadar menceritakan kegagalan militer, tetapi juga menyimpan makna yang lebih dalam mengenai kesetiaan, kepatuhan, dan dampak dari ketidakpercayaan terhadap janji-janji ilahi. Dalam konteks Mazmur 78 secara keseluruhan, pemazmur sedang mengingatkan generasi sekarang tentang sejarah leluhur mereka, yaitu ketidaksetiaan mereka kepada Allah meskipun telah menyaksikan banyak perbuatan ajaib dan pemeliharaan-Nya.

Peristiwa yang digambarkan dalam ayat ini kemungkinan merujuk pada masa ketika keturunan Yusuf, khususnya suku Efraim, yang seharusnya menjadi garda depan dan kekuatan militer Israel, justru menunjukkan kelemahan dan ketidakmampuan mereka. Kata "bersenjatakan panah" menunjukkan bahwa mereka memiliki peralatan dan kemampuan tempur, namun kenyataannya mereka "berbalik mundur pada hari pertempuran." Ini adalah simbol dari kegagalan untuk berdiri teguh dalam menghadapi ujian, sebuah gambaran tentang hilangnya keberanian dan keteguhan iman.

Mengapa mereka berbalik mundur? Mazmur 78 memberikan jawaban di ayat-ayat sebelumnya dan sesudahnya. Dikatakan bahwa mereka "melanggar perjanjian dan berdusta terhadap Allah." Mereka "tidak berpegang pada janji-Nya" dan "tidak mau berjalan menurut hukum-Nya." Akibatnya, ketika mereka menghadapi musuh, kekuatan mereka lenyap, bukan karena kelemahan fisik atau persenjataan yang kurang, tetapi karena hilangnya kekuatan rohani yang bersumber dari ketaatan dan kepercayaan kepada Allah. Keberanian sejati dan kemenangan dalam pertempuran, baik secara fisik maupun spiritual, selalu berakar pada kesetiaan kepada Sang Pencipta.

Kisah ini menjadi peringatan yang sangat relevan bagi kita di masa kini. Seringkali, kita merasa memiliki sumber daya, pengetahuan, atau kemampuan yang cukup untuk menghadapi tantangan dalam hidup. Namun, ketika kita menjauh dari prinsip-prinsip ilahi, ketika kita mengabaikan firman Tuhan dalam keseharian kita, kita bisa saja menemukan diri kita "berbalik mundur" dari perjuangan hidup yang sesungguhnya. Tantangan hidup, godaan, atau kesulitan bisa membuat kita merasa tak berdaya, bukan karena kelemahan intrinsik kita, tetapi karena ketidakmampuan kita untuk bersandar pada kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Mazmur 78:9 mengajarkan kita bahwa kemenangan tidak selalu ditentukan oleh kemampuan persenjataan atau kekuatan fisik semata. Kemenangan yang sesungguhnya datang dari kesetiaan yang teguh kepada mazmur 78 9, yaitu kesetiaan pada perjanjian yang telah dibuat antara Allah dan umat-Nya. Ketika kita hidup dalam ketaatan, kepercayaan, dan kesaksian akan perbuatan-perbuatan ajaib Allah dalam hidup kita, kita diberdayakan untuk menghadapi segala situasi. Sebaliknya, kelalaian dan ketidakpercayaan akan membawa kita pada kekalahan, bahkan sebelum pertempuran dimulai.

Oleh karena itu, mari kita renungkan pesan dari Mazmur 78:9 ini. Biarlah ini menjadi pengingat untuk selalu berpegang teguh pada firman Tuhan, menjaga perjanjian kita dengan-Nya, dan tidak pernah mengabaikan kuasa dan pemeliharaan-Nya. Dengan demikian, kita dapat memiliki keberanian dan keteguhan untuk menghadapi setiap "hari pertempuran" dalam hidup kita, bukan dengan berbalik mundur, melainkan dengan berdiri teguh dalam iman.