"Mereka bersekongkol bersama-sama, dengan satu hati mereka membuat perjanjian melawan Engkau."
Mazmur 83:6 adalah sebuah pernyataan yang kuat dan menggugah. Ayat ini tidak hanya menggambarkan sebuah peristiwa historis, tetapi juga menyoroti dinamika kejahatan yang terus berulang sepanjang sejarah manusia. Inti dari ayat ini adalah tentang adanya sebuah "persekutuan" atau koalisi yang dibentuk bukan atas dasar kebaikan atau pembangunan, melainkan atas dasar permusuhan dan tujuan bersama yang bertentangan dengan kehendak Ilahi.
Ketika kita merenungkan "Mereka bersekongkol bersama-sama, dengan satu hati mereka membuat perjanjian melawan Engkau," kita bisa membayangkan sekumpulan pihak yang sebelumnya mungkin berbeda, namun kini menemukan kesamaan tujuan yang kuat. Kesamaan ini bukanlah kesamaan yang membangun, melainkan kesamaan yang destruktif, yang diarahkan pada penolakan atau penyerangan terhadap sesuatu yang lebih tinggi dan suci. Dalam konteks Mazmur 83, "Engkau" merujuk kepada Tuhan. Jadi, ayat ini secara gamblang menyatakan adanya upaya terorganisir dari berbagai kelompok untuk menentang kekuasaan dan kedaulatan Tuhan.
Penting untuk dicatat frasa "dengan satu hati." Ini menunjukkan tingkat kesepakatan dan komitmen yang mendalam di antara para pihak yang bersekongkol. Bukan sekadar kerjasama sementara, tetapi adanya resonansi emosional dan ideologis yang membuat mereka bersatu padu. Persekutuan semacam ini seringkali muncul ketika ada ancaman yang dirasakan, atau ketika ada keinginan kuat untuk mempertahankan atau memperluas pengaruh dengan mengorbankan pihak lain yang dianggap sebagai lawan. Sejarah telah berulang kali menyaksikan bagaimana ideologi, kepentingan ekonomi, atau ketakutan bersama dapat menyatukan bangsa-bangsa atau kelompok-kelompok untuk tujuan yang seringkali membawa penderitaan bagi banyak orang.
Dalam dunia modern, konsep persekutuan yang melawan kehendak Ilahi dapat diinterpretasikan dalam berbagai cara. Bisa jadi ini merujuk pada gerakan-gerakan yang secara aktif menentang nilai-nilai moral dan spiritual yang diyakini oleh banyak orang beriman. Bisa juga merujuk pada aliansi politik atau ekonomi yang tujuannya adalah mengikis pengaruh atau keberadaan komunitas yang berpegang teguh pada keyakinan agama. "Satu hati" dalam konteks ini bisa diartikan sebagai kesamaan visi sekuler yang mengutamakan kemajuan material semata, atau penolakan terhadap otoritas spiritual.
Mazmur ini mengingatkan kita bahwa kekuatan yang menentang kebaikan selalu ada dan seringkali berupaya untuk membentuk koalisi. Namun, Mazmur 83 secara keseluruhan juga mengandung harapan dan janji pembebasan serta kemenangan bagi orang-orang yang mengandalkan Tuhan. Ayat 6 ini menjadi pengingat untuk waspada terhadap persekutuan semacam ini, namun juga untuk tidak gentar, karena pada akhirnya, kedaulatan Tuhan tidak dapat digoyahkan oleh rencana manusia manapun. Pemahaman mendalam atas ayat ini mendorong kita untuk berdiri teguh pada keyakinan kita, memelihara integritas, dan terus berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran, meskipun dihadapkan pada kekuatan-kekuatan yang bersekongkol untuk menentangnya.