"Dan kepada setiap orang Lewi yang menjual atau memberikan kepada orang lain, aku akan menguatkan mereka. (Tidak ada nomor ayat dalam teks sumber ini)"
Kitab Nehemia merupakan catatan sejarah penting yang menceritakan tentang pemulihan Yerusalem dan bangsa Israel pasca pembuangan di Babel. Salah satu momen krusial yang tergambar dalam kitab ini adalah perjanjian atau ikrar yang dibuat oleh umat Israel di hadapan Tuhan. Ayat Nehemia 10:20, meskipun pendek dan terkadang disajikan dalam terjemahan yang sedikit berbeda, merangkum semangat pengabdian dan pemeliharaan terhadap hal-hal yang kudus. Frasa "dan kepada setiap orang Lewi yang menjual atau memberikan kepada orang lain" mengindikasikan adanya potensi transisi kepemilikan terhadap sesuatu yang seharusnya tetap dijaga kesuciannya, kemungkinan besar berkaitan dengan tanah warisan atau hak-hak khusus yang diberikan kepada suku Lewi sebagai pelayan Bait Suci.
Komitmen yang diikrarkan dalam pasal 10 ini bersifat menyeluruh, mencakup berbagai aspek kehidupan umat, mulai dari ketaatan terhadap hukum Tuhan, pemeliharaan hari Sabat, hingga persepuluhan dan persembahan untuk pelayanan Bait Suci. Ayat 20 ini secara spesifik menyoroti pentingnya menjaga integritas hak-hak orang Lewi. Orang Lewi, yang tidak mendapatkan bagian tanah warisan seperti suku Israel lainnya, mengemban tugas pelayanan yang vital di Bait Suci. Mereka bergantung pada persepuluhan dan persembahan umat untuk kelangsungan hidup dan pelayanan mereka.
Apa makna "menjual atau memberikan kepada orang lain" dalam konteks ini? Bisa jadi ini merujuk pada situasi darurat di mana orang Lewi terpaksa menjual aset atau hak mereka untuk bertahan hidup, atau kemungkinan adanya praktik lain yang menggerogoti hak-hak mereka. Ikrar tersebut menegaskan bahwa para pemimpin dan seluruh umat berjanji untuk "menguatkan" mereka, yang berarti mereka akan memastikan bahwa orang Lewi tidak kehilangan hak-hak mereka dan dapat terus menjalankan tugas pelayanan mereka tanpa hambatan finansial atau kehilangan kepemilikan. Ini adalah bentuk solidaritas dan kesadaran akan pentingnya setiap elemen dalam tatanan rohani bangsa.
Konteks yang lebih luas dari pasal ini adalah pembaruan perjanjian setelah pembangunan kembali tembok Yerusalem. Nehemia dan para pemimpin lainnya memimpin umat untuk memperbarui janji setia mereka kepada Allah. Ini bukan sekadar upacara seremonial, tetapi sebuah komitmen yang mendalam untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Ikrar ini mencerminkan kerinduan untuk kembali kepada jalan Tuhan setelah masa-masa ketidaktaatan. Ayat 10:20, dengan fokusnya pada perlindungan hak orang Lewi, menunjukkan bahwa pembaruan iman mencakup perhatian pada aspek keadilan sosial dan pemeliharaan mereka yang melayani Tuhan.
Pelajaran penting yang dapat kita petik dari Nehemia 10:20 adalah pentingnya menjaga apa yang telah dipercayakan kepada kita, terutama yang berkaitan dengan pelayanan Tuhan dan kesejahteraan mereka yang terlibat di dalamnya. Komitmen spiritual yang sejati tidak hanya terbatas pada ibadah pribadi atau ketaatan pada ritual, tetapi juga mencakup kepedulian terhadap komunitas dan memastikan bahwa semua orang dapat menjalankan peran mereka dengan baik. Menguatkan orang Lewi dalam ayat ini adalah tindakan nyata dari kasih dan pengabdian yang berakar pada ketaatan kepada Allah. Ini mengingatkan kita bahwa gereja dan komunitas rohani perlu terus menerus menjaga integritas dan kesejahteraan para pelayan Tuhan, agar pelayanan terus berjalan dengan efektif dan penuh berkat bagi semua.