"Dan mengenai desa-desa mereka, ladang-ladang mereka, dan kota-kota mereka: orang Yehuda diam di Kiryat-Arba, Dudun dan sekitarnya, di Dibon, di Yekamiel, di Yesyua, di Molada, di Bet-Pelet, di Hasar-Sual, di Bersyeba dan sekitarnya, di Ziklag, di Makmona dan di sekotarnya."
Ayat Nehemia 11:25 ini membawa kita pada gambaran konkret mengenai distribusi permukiman orang Yehuda setelah kembali dari pembuangan di Babel. Ayat ini tidak hanya mencatat nama-nama tempat, tetapi juga mengindikasikan pola kehidupan dan penataan kembali masyarakat Israel di tanah leluhur mereka. Pemulihan Yerusalem dan sekitarnya adalah fokus utama, namun ayat ini mengingatkan bahwa kehidupan juga berlanjut dan berkembang di berbagai permukiman lainnya yang tersebar di wilayah Yehuda.
Penjabaran mengenai desa-desa dan ladang-ladang di bawah kepemimpinan orang Yehuda menunjukkan betapa pentingnya aspek pertanian dan ekonomi dalam menjaga kelangsungan hidup dan identitas bangsa. Nama-nama seperti Kiryat-Arba (kemudian dikenal sebagai Hebron), Dibon, Bersyeba, dan Ziklag adalah tempat-tempat yang memiliki sejarah panjang dan makna penting dalam narasi Israel kuno. Keberadaan mereka menandakan upaya pemulihan yang mencakup wilayah yang lebih luas dari sekadar ibu kota spiritual dan politis, yaitu Yerusalem.
Fokus pada "orang Yehuda" dalam konteks ini juga penting. Ini menegaskan kembali identitas suku dan garis keturunan mereka yang memiliki hak dan kewajiban untuk mendiami dan menggarap tanah ini. Setelah masa-masa sulit dan pembuangan, penempatan kembali ini adalah bagian dari proses rekonsiliasi dan pembangunan kembali bangsa. Ayat ini menunjukkan adanya pemahaman mengenai batas-batas wilayah dan pembagian tugas serta tanggung jawab untuk membangun kembali daerah-daerah tersebut.
Kehidupan di desa-desa ini tentu saja berbeda dengan kehidupan di kota besar seperti Yerusalem. Kemungkinan besar mereka lebih terfokus pada aktivitas agraris, seperti menanam gandum, anggur, atau zaitun, serta beternak. Namun, status mereka sebagai bagian dari Yehuda berarti mereka juga memiliki keterkaitan spiritual dan sosial dengan pusat kehidupan bangsa, terutama Bait Allah di Yerusalem. Mereka adalah tulang punggung ekonomi yang menopang kemakmuran dan keberlangsungan bangsa Israel.
Penting untuk dicatat bahwa penyebutan nama-nama tempat ini bukan sekadar daftar geografis. Bagi pembaca Kitab Suci pada masa itu, nama-nama ini membangkitkan memori sejarah, ikatan leluhur, dan janji Tuhan kepada Abraham dan keturunannya. Ayat Nehemia 11:25 merupakan bukti bahwa rencana pemulihan Tuhan meluas dan merangkul seluruh wilayah Yehuda, memastikan bahwa umat-Nya dapat kembali mendiami dan membangun kembali tanah yang telah dijanjikan, serta melanjutkan warisan iman mereka. Ini adalah gambaran nyata dari kehidupan yang mulai tertata kembali, penuh harapan dan dedikasi untuk membangun masa depan di tanah perjanjian.