Kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem yang dicatat dalam Kitab Nehemia adalah salah satu narasi yang paling menginspirasi dalam Alkitab tentang ketekunan, kerja sama, dan campur tangan ilahi. Bagian ini menyoroti bagaimana setiap individu, dari berbagai latar belakang dan profesi, berperan dalam satu tujuan bersama: memulihkan kota suci dan benteng pertahanannya. Ayat 3:23, meskipun singkat, memberikan gambaran spesifik tentang sebuah segmen kecil dari tembok yang sedang dibangun kembali, menekankan pentingnya peran individu dalam proyek kolosal ini.
Ayat ini menyebutkan nama Benyamin dan Hasub yang memperbaiki tembok bersebelahan dengan rumah mereka. Ini menunjukkan adanya keterlibatan pribadi dan rasa tanggung jawab yang kuat. Ketika seseorang bekerja pada sesuatu yang dekat dengan tempat tinggalnya, motivasi untuk melakukannya dengan baik cenderung lebih tinggi. Ini bisa berarti mereka memperbaiki bagian tembok yang paling rentan di dekat kediaman mereka, atau mereka ingin rumah mereka terlindungi oleh tembok yang kokoh. Keterlibatan mereka secara langsung dengan lokasi rumah mereka menciptakan ikatan emosional dan rasa kepemilikan yang mendalam terhadap pekerjaan pembangunan.
Selanjutnya, ayat ini menyebutkan Azaria bin Maaseya yang juga turut memperbaiki, bekerja di dekat rumahnya. Penyebutan nama ayah juga menambahkan detail historis dan silsilah, memberikan kesan bahwa ini adalah pekerjaan keluarga yang diwariskan, atau setidaknya melibatkan seluruh anggota keluarga dalam semangat yang sama. Azaria, seperti Benyamin dan Hasub, mengambil tanggung jawab atas segmen tertentu dari tembok, sekali lagi, di area yang berdekatan dengan tempat tinggalnya. Ini memperkuat tema keterlibatan pribadi yang intens. Mereka tidak hanya sekadar tenaga kerja, tetapi orang-orang yang memiliki hati untuk Yerusalem dan rumah mereka sendiri.
Apa yang bisa kita pelajari dari segmen kecil ini? Pertama, pentingnya peran individu. Meskipun pembangunan tembok melibatkan banyak orang, setiap segmen yang diperbaiki oleh individu atau keluarga tertentu memiliki nilai yang sama. Dalam proyek besar, seringkali kita merasa kontribusi kita kecil. Namun, Nehemia 3:23 mengingatkan bahwa setiap usaha, sekecil apapun, adalah bagian integral dari keberhasilan keseluruhan. Setiap batu yang diletakkan, setiap celah yang ditambal, adalah langkah maju yang berarti.
Kedua, ayat ini menunjukkan kekuatan kolaborasi yang terdesentralisasi. Pembangunan tembok tidak dilakukan oleh satu komando pusat yang mengatur setiap pekerja. Sebaliknya, setiap keluarga atau individu diberikan tanggung jawab atas area tertentu, dan mereka bekerja sesuai dengan posisi mereka. Ini adalah contoh efisiensi dan organisasi yang luar biasa, di mana setiap unit bekerja secara mandiri namun terkoordinasi dalam tujuan yang lebih besar. Kemampuan untuk mendelegasikan tugas dan mempercayai individu untuk melaksanakannya adalah kunci keberhasilan proyek besar.
Ketiga, motivasi yang tulus. Bekerja bersebelahan dengan rumah menyiratkan bahwa pekerjaan ini dilakukan bukan karena paksaan semata, tetapi karena keinginan untuk melindungi keluarga, komunitas, dan tempat tinggal mereka. Ini adalah refleksi dari semangat patriotisme dan iman yang mendalam. Mereka melihat pembangunan tembok sebagai tindakan yang saleh dan penting bagi kelangsungan hidup dan spiritualitas umat Tuhan.
Kisah Nehemia, termasuk segmen kecil yang diceritakan dalam ayat 3:23, adalah pengingat abadi bahwa ketika Tuhan memanggil umat-Nya untuk suatu pekerjaan, Dia memberikan kemampuan dan sumber daya yang diperlukan. Setiap orang memiliki peran untuk dimainkan, dan ketika kita melakukannya dengan hati yang tulus, ketekunan, dan kerja sama, tidak ada proyek yang terlalu besar bagi-Nya. Seperti Benyamin, Hasub, dan Azaria yang membangun tembok di dekat rumah mereka, kita pun dipanggil untuk berkontribusi pada tujuan-Nya di tempat kita berada.