"Tetapi sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan sebagai hamba-Nya, ... "
Ayat Yesaya 49:5 membawa kita pada sebuah realitas ilahi yang mendalam: panggilan yang dimulai bahkan sebelum eksistensi fisik kita sepenuhnya terwujud. Dalam firman ini, TUHAN menyatakan bahwa Dia telah membentuk hamba-Nya sejak dari kandungan. Ini bukan sekadar ungkapan metaforis, melainkan penegasan akan kedaulatan dan rencana-Nya yang abadi atas kehidupan setiap individu.
Konsep "terbentuk sejak dari kandungan" menyiratkan sebuah persiapan yang teliti dan penuh kasih. Sejak awal mula, sebelum mata dapat melihat, telinga dapat mendengar, atau pikiran dapat berpikir secara sadar, Tuhan sudah memiliki tujuan dan rancangan khusus bagi hamba-Nya. Ini memberikan perspektif yang luar biasa tentang nilai dan tujuan hidup manusia. Kita tidak muncul secara kebetulan, melainkan sebagai bagian dari rencana ilahi yang telah ditetapkan.
Dalam konteks Nabi Yesaya, ayat ini menyoroti penugasan yang mulia, yaitu menjadi "hamba-Nya". Peran hamba dalam tradisi kuno sangat penting; mereka adalah perpanjangan tangan tuannya, menjalankan tugas dan memuliakan nama tuannya. Demikian pula, panggilan ilahi ini menggarisbawahi bahwa hidup kita dikhususkan untuk melayani Tuhan dan tujuan-Nya di dunia. Ini berarti setiap aspek kehidupan kita, sejak awal hingga akhir, dapat dipenuhi dengan makna ilahi jika kita merespons panggilan ini.
Penting untuk merenungkan implikasi dari Yesaya 49:5 bagi kehidupan kita saat ini. Bagi sebagian orang, mereka mungkin menyadari panggilan khusus yang telah Tuhan tanamkan sejak dini. Bagi yang lain, panggilan itu mungkin baru mulai terungkap seiring berjalannya waktu dan pengalaman. Apapun situasinya, janji bahwa Tuhan yang membentuk kita sejak kandungan menegaskan bahwa kita selalu dalam pandangan dan pemeliharaan-Nya. Dia mengenal kita secara pribadi, bahkan sebelum kita mengenal diri kita sendiri.
Panggilan ilahi ini seringkali datang dengan tantangan dan tanggung jawab. Menjadi hamba berarti siap untuk tidak selalu mengikuti keinginan pribadi, tetapi mengutamakan kehendak Sang Pemberi Panggilan. Namun, keindahan panggilan ini terletak pada fakta bahwa Sang Pemberi Panggilan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dan Maha Setia. Dia tidak memanggil kita untuk sesuatu yang tidak mampu kita lakukan dengan pertolongan-Nya. Dia yang membentuk kita sejak awal, Dia pula yang akan melengkapi dan menguatkan kita dalam setiap tugas yang diberikan.
Merangkul kebenaran Yesaya 49:5 dapat membawa perubahan transformatif. Ini menghilangkan keraguan tentang nilai diri dan tujuan hidup. Ini memberikan dasar yang kokoh untuk menghadapi masa depan, mengetahui bahwa kita adalah ciptaan yang direncanakan dengan indah, diciptakan untuk tujuan yang mulia. Marilah kita menanggapi panggilan ini dengan hati yang terbuka dan kesediaan untuk melayani, menyadari bahwa hidup kita berharga di mata Tuhan, bahkan sejak dalam kandungan.
Firman ini menginspirasi kita untuk terus menggali lebih dalam tentang rancangan Tuhan bagi kita, memohon hikmat untuk mengenali dan melaksanakan panggilan itu. Karena Tuhan yang memulai pekerjaan baik dalam diri kita, pasti akan menyelesaikannya hingga pada akhirnya.