Nehemia 4:11

"Dan musuh-musuh kami berkata: Jangan mereka tahu dan jangan mereka mengerti, sebelum kami mendatangi mereka, membunuh mereka, dan menghentikan pekerjaan itu."
Simbol kekuatan dalam persatuan dan pertahanan
Ilustrasi simbol ketahanan dan kerja sama.

Ayat Nehemia 4:11 merupakan sebuah pengakuan yang pahit dari para musuh yang berusaha menghentikan pembangunan kembali tembok Yerusalem. Kalimat ini bukan sekadar perkataan, melainkan sebuah strategi yang diwarnai oleh kebencian, ketakutan, dan keinginan untuk memadamkan harapan. Di balik kata-kata tersebut, tersembunyi niat jahat untuk menyerang secara tiba-tiba, tanpa peringatan, dengan tujuan menghancurkan semangat dan pekerjaan yang sedang dilakukan oleh umat Allah.

Ketika Nehemia memimpin bangsa Israel kembali ke Yerusalem, mereka menghadapi perlawanan sengit dari bangsa-bangsa tetangga. Ancaman datang dalam berbagai bentuk: ejekan, fitnah, dan bahkan ancaman fisik. Ayat 4:11 ini diucapkan oleh para musuh yang merasa terancam oleh kemajuan pembangunan tembok. Mereka menyadari bahwa tembok yang kokoh akan menjadi simbol kekuatan dan keamanan bagi bangsa Israel, serta hambatan bagi niat jahat mereka.

Strategi Musuh: Ketakutan dan Kejutan

Strategi yang diusulkan dalam ayat ini sangat licik. Para musuh berencana untuk menyerang saat musuh mereka tidak siap, "Jangan mereka tahu dan jangan mereka mengerti, sebelum kami mendatangi mereka, membunuh mereka, dan menghentikan pekerjaan itu." Tujuannya adalah untuk menciptakan kekacauan, ketakutan, dan keputusasaan yang mendalam, sehingga pekerjaan pembangunan tembok tidak akan pernah selesai. Mereka berharap dengan menghancurkan para pekerja dan menghambat kemajuan, mereka dapat mengakhiri harapan bangsa Israel untuk membangun kembali kota dan kehidupan mereka.

Kejadian ini mengingatkan kita bahwa dalam perjalanan hidup, terutama ketika kita berupaya melakukan sesuatu yang baik dan membangun, akan selalu ada tantangan dan penolakan. Musuh-musuh dapat datang dari berbagai arah, seringkali bersembunyi di balik kedok kebaikan atau justru terang-terangan menunjukkan permusuhan mereka. Mereka mungkin menggunakan kata-kata untuk merendahkan, mencoba memecah belah, atau bahkan menggunakan ancaman fisik untuk menghentikan kita.

Respons Nehemia dan Umatnya

Namun, respons Nehemia dan umatnya terhadap ancaman semacam ini tidaklah pasif. Nehemia, dengan kepemimpinannya yang kuat, tidak membiarkan ketakutan melumpuhkan mereka. Sebaliknya, mereka bertindak dengan kebijaksanaan dan iman. Mereka tidak hanya terus membangun tembok, tetapi juga mengambil langkah-langkah pertahanan yang diperlukan. Nehemia memerintahkan para pekerja untuk memegang senjata di satu tangan sambil terus bekerja dengan tangan lainnya (Nehemia 4:17). Selain itu, mereka menetapkan sistem penjagaan dan saling mengingatkan akan kehadiran Tuhan dalam setiap pekerjaan mereka.

Kisah Nehemia 4:11 mengajarkan kita sebuah prinsip penting: dalam menghadapi perlawanan dan niat jahat, kita perlu bersikap waspada namun tidak gentar. Kita harus mengenali strategi musuh, yaitu keinginan untuk menimbulkan ketakutan dan menghentikan kemajuan kita. Namun, respons yang tepat bukanlah kepanikan, melainkan persiapan yang matang, kerja sama yang erat, dan kepercayaan yang teguh kepada Tuhan.

Saat kita menghadapi tantangan dalam membangun kehidupan, keluarga, komunitas, atau bahkan pelayanan, kita diingatkan untuk tidak lengah. Sebaliknya, kita dipanggil untuk bekerja dengan tekun, saling mendukung, dan senantiasa mengandalkan kekuatan dari atas. Dengan demikian, kita dapat melanjutkan pekerjaan yang dipercayakan kepada kita, meskipun ada suara-suara yang berusaha menghentikannya, hingga tujuan mulia itu tercapai.