Nehemia 5:18

Setiap kali persediaan makanan untuk satu orang, yaitu daging sapi, domba, dan burung-burung, disiapkan bagiku, aku menyediakannya untuk persepuluhan itu, dan anggur terbaik kuberikan dalam jumlah yang cukup. Semuanya itu karena beban pekerjaan yang dipikulkan TUHAN, Allahku, atas orang-orang ini.

Simbol kepedulian dan tanggung jawab dalam kepemimpinan.

Keadilan dalam Kepemimpinan dan Tanggung Jawab

Ayat Nehemia 5:18 menyajikan sebuah gambaran yang kuat tentang bagaimana seharusnya seorang pemimpin bertindak, terutama dalam konteks tanggung jawab terhadap rakyatnya. Nehemia, yang saat itu memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem dan memulihkan tatanan sosial serta spiritual umat, menunjukkan prinsip kepemimpinan yang didasarkan pada keadilan, kemurahan hati, dan pengorbanan diri. Ia tidak hanya berfokus pada tugas fisiknya sebagai pemimpin, tetapi juga pada kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya.

Pernyataan "Setiap kali persediaan makanan untuk satu orang... disiapkan bagiku, aku menyediakannya untuk persepuluhan itu" menunjukkan bahwa Nehemia menolak untuk mengambil keuntungan pribadi dari jabatannya. Sebaliknya, ia menggunakan sumber daya yang tersedia untuk memastikan kebutuhan dasar umat terpenuhi, khususnya yang berkaitan dengan persepuluhan. Persepuluhan pada masa itu merupakan sistem penting untuk mendukung para imam, Lewi, dan ibadah di Bait Allah. Dengan mengalokasikan persediaannya untuk tujuan ini, Nehemia memprioritaskan kebutuhan rohani dan struktural komunitas di atas kenyamanan pribadinya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, "dan anggur terbaik kuberikan dalam jumlah yang cukup." Tindakan ini melampaui sekadar pemenuhan kebutuhan dasar. Memberikan anggur terbaik menunjukkan kemurahan hati yang tulus dan penghargaan terhadap kontribusi orang lain. Ini adalah bentuk penghargaan atas kerja keras dan pengorbanan mereka, sekaligus upaya untuk menjaga semangat dan moral mereka tetap tinggi. Nehemia memahami bahwa kepemimpinan yang efektif tidak hanya tentang memberi perintah, tetapi juga tentang mencontohkan integritas dan kemurahan hati.

Alasan yang diberikan Nehemia, "Semuanya itu karena beban pekerjaan yang dipikulkan TUHAN, Allahku, atas orang-orang ini," sangatlah krusial. Ini menunjukkan bahwa ia melihat dirinya sebagai pelayan yang dipercayakan oleh Tuhan untuk memimpin dan menjaga umat-Nya. Beban pekerjaan yang berat yang dihadapi rakyat, mungkin termasuk kerja keras fisik, tantangan ekonomi, dan ancaman eksternal, tidak luput dari perhatian Nehemia. Ia menyadari bahwa penderitaan dan kesulitan mereka adalah sesuatu yang harus ditanggapi dengan kepedulian yang mendalam dan tindakan nyata.

Dalam konteks masa kini, prinsip yang ditunjukkan Nehemia tetap relevan. Pemimpin di berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, bisnis, hingga gereja, dipanggil untuk memimpin dengan integritas, keadilan, dan pengorbanan. Menolak untuk mengambil keuntungan pribadi, menunjukkan kemurahan hati, dan memprioritaskan kesejahteraan orang-orang yang dipimpin adalah elemen kunci dari kepemimpinan yang melayani. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan yang sejati bukanlah tentang kekuasaan atau keuntungan pribadi, melainkan tentang tanggung jawab untuk mengangkat dan melayani orang lain, sebagaimana yang telah Tuhan percayakan.