Nehemia 6:14 - Janji Setia Tuhan Terhadap Pelayan-Nya

"Ya Allahku, ingatlah akan Tobia dan Sanbalat, dan segala perbuatan mereka, dan juga tentang nukha, nabiah itu, dan orang-orang lain dari para nabi yang mencoba menakut-nakutiku."

Ayat Nehemia 6:14 merupakan sebuah permohonan doa yang diucapkan oleh Nehemia di tengah-tengah tantangan dan upaya penggagalan yang dihadapinya saat memimpin pembangunan kembali tembok Yerusalem. Dalam ayat ini, Nehemia secara spesifik menyebut nama beberapa musuhnya, yaitu Tobia dan Sanbalat, serta seorang nabiah bernama nukha, dan para nabi lainnya. Mereka adalah aktor utama yang terus menerus berusaha untuk menghentikan pekerjaan Nehemia, baik melalui intimidasi, rumor, maupun upaya fitnah.

Konteks sejarah ayat ini sangat penting untuk dipahami. Nehemia, seorang pelayan setia Raja Artahsasta, mendapat tugas mulia untuk kembali ke Yerusalem dan memulihkan keadaannya yang hancur. Pembangunan kembali tembok kota bukan sekadar proyek fisik, melainkan simbol kebangkitan dan keamanan umat Allah. Namun, musuh-musuh di sekitar Yerusalem, yang merasa terancam oleh pemulihan kekuatan Israel, tidak tinggal diam. Mereka melancarkan berbagai strategi licik untuk menggagalkan usaha tersebut. Tobia dan Sanbalat, khususnya, digambarkan sebagai musuh bebuyutan yang tidak pernah berhenti menentang Nehemia.

Dalam doanya, Nehemia tidak hanya mengeluhkan perbuatan musuh-musuhnya, tetapi juga memohon agar Allah mengingat dan bertindak terhadap mereka. Frasa "Ya Allahku, ingatlah" bukanlah sekadar ungkapan frustrasi, melainkan pengakuan atas kedaulatan Allah dan keyakinan bahwa segala sesuatu berada dalam pengawasan-Nya. Nehemia percaya bahwa Tuhan melihat semua ketidakadilan dan upaya jahat yang ditujukan kepadanya dan kepada umat-Nya. Permohonan ini mencerminkan sebuah prinsip teologis yang mendasar: Tuhan memperhatikan umat-Nya dan akan menegakkan keadilan.

Penyebutan "nukha, nabiah itu, dan orang-orang lain dari para nabi" juga menarik. Ini menunjukkan bahwa upaya penggagalan tidak hanya datang dari pemimpin politik atau militer, tetapi juga dari ranah spiritual. Para nabi palsu ini, yang seharusnya menyampaikan firman Tuhan, justru diperalat untuk menyebarkan ketakutan dan keraguan. Mereka mencoba menakut-nakuti Nehemia, kemungkinan dengan ramalan palsu atau ancaman malapetaka, agar ia menghentikan pekerjaannya. Ini adalah pengingat bahwa di setiap zaman, ada saja pihak yang berusaha melawan kehendak Tuhan, bahkan dengan kedok rohani.

Doa Nehemia ini memberikan pelajaran berharga bagi umat Tuhan di masa kini. Ketika kita menghadapi Nehemia 6:14 dan tantangan dalam pelayanan atau kehidupan sehari-hari, kita diingatkan untuk tidak berputus asa. Sebaliknya, kita didorong untuk membawa pergumulan kita kepada Tuhan. Allah tidak lupa akan kesetiaan hamba-hamba-Nya maupun ketidakadilan yang mereka alami. Ia akan campur tangan pada waktu-Nya yang tepat. Doa Nehemia adalah sebuah manifesto iman bahwa di balik setiap perlawanan, ada Allah yang Maha Kuasa yang senantiasa menjaga dan membela mereka yang berjalan dalam kebenaran-Nya. Keberanian Nehemia untuk terus maju, meski diancam, merupakan bukti nyata bahwa iman kepada Tuhan jauh lebih kuat daripada segala ancaman musuh.