Dan ketika semua musuh kami mendengarnya, dan semua bangsa di sekeliling kami melihatnya, mereka menjadi tawar hati dan mengakui bahwa pekerjaan itu telah dilakukan dengan pertolongan Allah kami.
Kisah Nehemia adalah salah satu narasi yang paling inspiratif dalam Kitab Suci, menggambarkan ketekunan, keberanian, dan iman yang luar biasa dalam menghadapi berbagai rintangan. Di tengah upaya keras untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang hancur, Nehemia dan umatnya menghadapi permusuhan dan ancaman dari berbagai pihak. Para musuh, seperti Sanbalat, Tobia, dan Gesem, tidak hanya mencoba menggagalkan pekerjaan mereka melalui fitnah dan intimidasi, tetapi juga merencanakan serangan fisik. Namun, justru di tengah puncak tekanan inilah, sebuah pengakuan penting muncul dari para musuh itu sendiri. Ayat Nehemia 6:16 mencatat momen krusial ini: "Dan ketika semua musuh kami mendengarnya, dan semua bangsa di sekeliling kami melihatnya, mereka menjadi tawar hati dan mengakui bahwa pekerjaan itu telah dilakukan dengan pertolongan Allah kami." Pengakuan ini bukanlah sesuatu yang diharapkan dari para penentang. Biasanya, musuh akan terus berupaya mencari kelemahan atau cara untuk menghancurkan apa yang telah dibangun. Namun, realitas yang mereka saksikan begitu kuat dan jelas, sehingga mereka terpaksa mengakui campur tangan ilahi. Apa yang membuat para musuh "menjadi tawar hati"? Ini bukan sekadar kekalahan dalam strategi mereka, tetapi lebih kepada kesadaran akan kekuatan yang lebih besar yang bekerja. Mereka melihat bagaimana umat Allah, meskipun jumlahnya lebih sedikit dan senjatanya mungkin tidak sebanding, berhasil menyelesaikan pekerjaan yang tampaknya mustahil. Mereka melihat pembangunan tembok yang terus maju meski ada upaya untuk menghentikannya. Keberhasilan yang konsisten, semangat yang tidak padam, dan kesatuan umat di bawah kepemimpinan Nehemia, semuanya menunjukkan bahwa ada sesuatu yang luar biasa yang sedang terjadi. Pengakuan bahwa "pekerjaan itu telah dilakukan dengan pertolongan Allah kami" adalah sebuah kesaksian yang kuat. Ini berarti bahwa para musuh, yang mungkin sebelumnya hanya melihatnya sebagai perjuangan manusia biasa, mulai menyadari bahwa Tuhanlah yang sebenarnya bekerja melalui umat-Nya. Keberhasilan pembangunan tembok bukan semata-mata karena kecakapan Nehemia atau kekuatan fisik para pekerja, tetapi karena Allah sendiri yang memberkati dan menopang usaha mereka. Ini adalah pengakuan bahwa kekuatan ilahi melampaui segala kekuatan manusiawi. Bagi kita hari ini, Nehemia 6:16 memberikan pelajaran yang berharga. Ketika kita menghadapi tantangan dalam hidup, baik itu dalam pekerjaan, keluarga, atau pelayanan kepada Tuhan, seringkali akan ada rintangan dan penentangan. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa ketekunan yang didasari oleh iman kepada Allah akan membawa hasil yang mengagumkan. Dan ketika kita melihat keberhasilan yang melampaui usaha kita sendiri, kita diingatkan untuk selalu mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan. Lebih dari itu, keberhasilan yang terlihat itu dapat menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar kita, bahkan bagi mereka yang awalnya menentang. Ketika mereka menyaksikan bagaimana pekerjaan itu terus maju dan berhasil, mereka pun mungkin akan tergerak untuk mengakui bahwa ada kekuatan yang lebih besar yang berkuasa. Ini menunjukkan pentingnya menjaga integritas, terus bekerja dengan tekun, dan mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah. Sama seperti Nehemia dan umatnya yang membangun tembok dengan pertolongan Allah, kita pun dipanggil untuk membangun kehidupan dan melayani dengan keyakinan yang sama, sehingga karya kita pun menjadi kesaksian bagi kemuliaan nama-Nya.