"Lalu Allahku menanamkan gagasan ke dalam hatiku untuk mengumpulkan para pembesar dan para pejabat serta rakyat, supaya mereka dicatat menurut garis keturunan."
Ayat Nehemia 7:5 ini merupakan sebuah titik krusial dalam narasi pemulihan umat Israel setelah masa pembuangan di Babel. Ayat ini bukan sekadar catatan administratif, melainkan sebuah wahyu ilahi yang menginspirasi tindakan nyata untuk mengorganisir dan menegakkan kembali identitas bangsa. Setelah kembalinya para tawanan ke Yerusalem di bawah kepemimpinan Zerubabel dan kemudian Nehemia, tantangan yang dihadapi sangatlah besar. Mereka harus membangun kembali tembok kota yang runtuh, memulihkan kehidupan ibadah di Bait Suci, dan yang terpenting, menegaskan kembali identitas mereka sebagai umat pilihan Allah.
Perintah yang ditanamkan Allah ke dalam hati Nehemia bukanlah tentang pembangunan fisik semata, meskipun pembangunan kembali Yerusalem adalah fokus utamanya. Lebih dari itu, ini adalah panggilan untuk membangun fondasi yang kokoh berdasarkan akar keturunan dan perjanjian ilahi. Mencatat dan mengorganisir umat menurut garis keturunan adalah langkah fundamental untuk memahami siapa mereka, dari mana mereka berasal, dan bagaimana mereka terikat dalam janji-janji Allah. Dalam konteks pasca-pembuangan, di mana banyak orang kehilangan catatan leluhur mereka atau bahkan meragukan keaslian garis keturunan mereka, tindakan ini menjadi sangat penting.
Gagasan ini datang dari Allah sendiri. Ini menunjukkan bahwa di balik segala usaha manusia dalam memulihkan ciptaan-Nya, ada campur tangan ilahi yang membimbing dan memberikan arah. Nehemia, sebagai pemimpin yang taat, mendengar dan merespons panggilan ini. Ia tidak ragu untuk mengumpulkan para petinggi dan seluruh rakyat untuk menjalankan perintah ini. Proses pencatatan ini pastilah bukan tugas yang mudah. Ia membutuhkan ketelitian, kejujuran, dan kerja sama dari berbagai pihak. Namun, dorongan ilahi menjadi kekuatan pendorong utama, meyakinkan Nehemia dan seluruh umat akan pentingnya tujuan ini.
Mengapa pencatatan garis keturunan begitu penting dalam konteks ini? Pertama, ini berkaitan dengan pemeliharaan kemurnian iman dan praktik ibadah. Dalam hukum Taurat, status imam dan orang-orang yang berhak berpartisipasi dalam upacara keagamaan tertentu sering kali ditentukan oleh garis keturunan. Tanpa catatan yang akurat, akan sulit untuk menjaga integritas sistem keagamaan yang telah ditetapkan oleh Allah. Kedua, ini adalah cara untuk menegaskan kembali identitas mereka sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub, yang telah dipilih Allah dan dijanjikan tanah serta berkat. Di tengah ketidakpastian pasca-pembuangan, pengingat akan warisan ilahi ini memberikan kekuatan dan harapan.
Nehemia 7:5 mengingatkan kita bahwa pemulihan sejati tidak hanya terjadi pada tingkat material atau struktural, tetapi juga pada tingkat spiritual dan identitas. Mengetahui siapa diri kita di hadapan Allah, terhubung dengan sejarah perjanjian-Nya, dan memiliki organisasi yang jelas adalah elemen penting dalam mewujudkan visi Allah. Perintah untuk mencatat garis keturunan adalah fondasi yang kokoh untuk pembangunan umat yang kuat dan setia, siap untuk menghadapi masa depan dengan keyakinan pada janji-janji yang telah diberikan oleh Tuhan. Ini adalah bukti bagaimana Allah bekerja melalui para pemimpin-Nya untuk mengatur umat-Nya dan memastikan bahwa tatanan ilahi tetap terjaga.