Nehemia 7:70

"Dan beberapa kepala keluarga memberikan sumbangan untuk pekerjaan rumah Allah kepada bendahara: lima ribu dirham emas dan dua puluh dua mangel perak dan empat puluh tiga pakaian kebesaran dari kain ungu."

Simbol kekayaan dan sumbangan untuk bait Allah Emas Perak Kain Ungu Sumbangan Berharga

Ilustrasi kekayaan yang disumbangkan untuk pembangunan.

Ayat Nehemia 7:70 ini merupakan bagian dari catatan silsilah dan sumbangan yang diberikan oleh para pemimpin dan umat Israel setelah mereka kembali dari pembuangan di Babel. Bab ini secara detail merinci daftar nama dan jumlah sumbangan yang dikumpulkan untuk mendukung pembangunan kembali Yerusalem dan Bait Allah di bawah kepemimpinan Nehemia. Ayat spesifik ini menyoroti kontribusi yang luar biasa dari beberapa kepala keluarga, menunjukkan komitmen dan kekayaan yang mereka miliki untuk tujuan rohani.

Makna Sumbangan Berharga

Sumbangan yang disebutkan—lima ribu dirham emas, dua puluh dua mangel perak, dan empat puluh tiga pakaian kebesaran dari kain ungu—memberikan gambaran tentang besarnya aset yang dikorbankan oleh para pemimpin tersebut. Emas dan perak adalah bentuk kekayaan yang paling bernilai pada masa itu, sementara pakaian kebesaran dari kain ungu menandakan status sosial dan kemewahan. Fakta bahwa mereka rela menyumbangkan harta benda yang begitu berharga untuk pekerjaan pembangunan Bait Allah menegaskan betapa pentingnya rumah ibadah itu bagi identitas dan spiritualitas mereka. Ini bukan sekadar batu dan kayu, tetapi pusat penyembahan dan persekutuan dengan Allah.

Semangat Pemberian dalam Komunitas

Nehemia 7:70 bukan hanya tentang jumlah materi, tetapi lebih kepada semangat pengorbanan dan kepedulian komunitas. Para pemimpin, yang mungkin memiliki beban tanggung jawab yang lebih besar, memimpin dengan memberi contoh. Pemberian mereka memicu dan mendorong anggota jemaat lainnya untuk turut ambil bagian. Dalam konteks pembangunan kembali pasca-pembuangan, setiap sumbangan, sekecil apa pun, sangat berarti untuk memulihkan kemegahan dan fungsi Bait Allah. Ini menunjukkan bahwa pembangunan spiritual dan fisik sering kali membutuhkan partisipasi kolektif dan kemauan untuk berbagi sumber daya.

Relevansi untuk Masa Kini

Kisah dalam Nehemia 7:70 tetap relevan hingga kini. Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya prioritas dalam hidup. Apakah kita memprioritaskan hal-hal duniawi atau hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan Tuhan? Ayat ini juga menekankan kekuatan pemberian yang tulus dan sukarela. Ketika hati tergerak untuk memberi, sumber daya yang melimpah dapat mengalir untuk mendukung karya-karya baik, baik itu pembangunan gereja, pelayanan sosial, maupun misi penginjilan. Kekayaan, apa pun bentuknya, memiliki potensi untuk menjadi berkat ketika dipergunakan untuk tujuan yang mulia, sebagaimana dicontohkan oleh para kepala keluarga di zaman Nehemia.