Obaja 1-2

"Tentang penglihatan Obaja. Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom: Kami telah mendengar kabar dari TUHAN, dan seorang utusan telah diutus ke tengah bangsa-bangsa: 'Bangkitlah, marilah kita bangkit berperang melawannya!'" (Obaja 1:1)

Kemegahan dan Kejatuhan Edom

Kitab Obaja adalah salah satu kitab kenabian terkecil dalam Perjanjian Lama, namun memiliki pesan yang kuat dan relevan. Fokus utama dari kitab ini adalah penghukuman terhadap bangsa Edom. Bangsa Edom adalah keturunan Esau, saudara Yakub, sehingga memiliki hubungan darah dengan Israel. Namun, sepanjang sejarah, mereka sering kali bertindak memusuhi dan menindas umat pilihan Allah.

Dalam pasal pertama, Obaja menyampaikan firman Tuhan yang menyoroti kesombongan dan kecongkakan bangsa Edom. Mereka telah mendirikan benteng-benteng yang kokoh di pegunungan yang curam, tempat yang sulit dijangkau, dan merasa aman dari segala ancaman. Keamanan ini membuat mereka menjadi sombong dan meremehkan bangsa lain, termasuk umat Israel. Mereka menyaksikan kehancuran Yerusalem oleh bangsa Babel, bukan hanya tidak bersimpati, tetapi justru bersukacita dan bahkan ikut menjarah serta menyerahkan para pelarian kepada musuh.

Firman Tuhan dalam Obaja 1:1, "Beginilah firman Tuhan ALLAH tentang Edom: Kami telah mendengar kabar dari TUHAN, dan seorang utusan telah diutus ke tengah bangsa-bangsa: 'Bangkitlah, marilah kita bangkit berperang melawannya!'" menunjukkan bahwa tindakan Edom telah menarik perhatian ilahi. Allah tidak tinggal diam melihat kejahatan dan ketidakadilan. Meskipun mereka merasa aman di tempat tinggi mereka, Allah menyatakan bahwa Ia akan mengumpulkan bangsa-bangsa untuk menghakimi mereka. Ini adalah peringatan bahwa tidak ada tempat yang terlalu tinggi atau aman untuk bersembunyi dari murka Allah ketika kejahatan dilakukan.

Janji Pemulihan dan Keadilan Allah

Pasal kedua dari kitab Obaja memperluas pesan tentang kejatuhan Edom dan juga menyentuh aspek pemulihan bagi umat Allah. Obaja menggambarkan bagaimana keangkuhan dan kesombongan Edom akan menjadi kehancuran mereka sendiri. Mereka yang telah menjarah dan menindas akan ditaklukkan dan dijarah. Mereka yang telah bersukacita atas kesengsaraan orang lain, akan mengalami kesengsaraan yang sama.

Namun, di tengah penghukuman terhadap Edom, terdapat janji yang lebih besar bagi umat Allah, yaitu Israel. Firman Tuhan juga berbicara tentang pemulihan, keselamatan, dan pembaharuan kerajaan Israel. Bagi orang-orang buangan yang kembali, janji ini memberikan harapan besar. Allah berjanji untuk memulihkan sisa-sisa umat-Nya dan menegakkan kembali umat-Nya di tanah perjanjian. Keadilan ilahi akan ditegakkan, di mana mereka yang menindas akan dihukum dan yang tertindas akan dikuatkan kembali.

Pesan utama dari Obaja 1-2 adalah bahwa Allah adalah Allah yang adil. Dia akan menghakimi kesombongan, keangkuhan, dan kezaliman. Namun, Dia juga adalah Allah yang penuh kasih yang akan memulihkan dan menyelamatkan umat-Nya. Hubungan antara Allah dan umat-Nya, serta bagaimana mereka diperlakukan oleh bangsa-bangsa lain, selalu menjadi perhatian-Nya. Tindakan kezaliman, terutama yang dilakukan terhadap saudara sendiri, tidak akan luput dari pandangan-Nya. Akhirnya, pemerintahan dan kerajaan akan menjadi milik TUHAN, menunjukkan kedaulatan-Nya atas seluruh bumi.

Obaja 1-2 Janji Pemulihan & Keadilan
Visualisasi sederhana pesan Obaja 1-2