Simbolisasi perjalanan iman dan titik awal yang berarti.
Dalam kekayaan naskah Alkitab, setiap ayat menawarkan permata pemahaman spiritual yang dapat menerangi kehidupan rohani kita. Roma 16:10, sebuah ayat pendek namun padat makna, memberikan sebuah salam pribadi dari Rasul Paulus kepada seorang tokoh bernama Epenetus. Salam ini bukan sekadar basa-basi, melainkan sebuah penegasan akan nilai dan kontribusi individu dalam jemaat awal Kristus. Dengan menyebut Epenetus sebagai "orang yang terkasih dalam Tuhan" dan sebagai "pertama-tama menjadi percaya kepada Kristus dari Asia Kecil," Paulus menyoroti dua aspek penting: kasih ilahi dan peran pionir dalam penyebaran Injil.
Penyebutan Epenetus sebagai "orang yang terkasih dalam Tuhan" menegaskan bahwa kasih Allah bukanlah konsep abstrak, melainkan sesuatu yang dialami secara pribadi oleh setiap individu yang percaya. Dalam jemaat Kristen perdana, di mana seringkali terjadi penganiayaan dan penolakan, pengakuan akan kasih Allah ini menjadi sumber kekuatan dan penghiburan yang luar biasa. Kasih ini mengikat umat percaya satu sama lain dan kepada Kristus, membentuk sebuah komunitas yang kokoh di tengah tantangan dunia.
Lebih lanjut, status Epenetus sebagai "pertama-tama menjadi percaya kepada Kristus dari Asia Kecil" menempatkannya sebagai seorang pionir. Asia Kecil, sebuah wilayah yang kaya akan sejarah dan budaya, menjadi salah satu area kunci dalam perluasan Kekristenan di masa awal. Menjadi yang pertama menerima kabar baik di wilayah tersebut menandakan keberanian, keterbukaan hati, dan mungkin juga risiko pribadi yang diambil oleh Epenetus. Ia menjadi pelopor, membuka jalan bagi banyak orang lain untuk mendengar dan menerima Injil. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya mengambil inisiatif dalam iman dan menjadi agen perubahan positif di lingkungan kita, sekecil apapun langkah awal itu.
Ayat Roma 16 10 ini menginspirasi kita untuk merenungkan tentang bagaimana kita juga bisa menjadi "Epenetus" di zaman sekarang. Apakah kita telah membuka hati kita sepenuhnya kepada kasih Kristus? Apakah kita berani menjadi yang pertama untuk mengimplementasikan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja, atau di komunitas kita? Peran pionir tidak selalu berarti hal yang spektakuler; bisa jadi itu adalah tindakan kecil kebaikan, kesaksian iman yang tulus, atau keberanian untuk berbicara kebenaran di tengah ketidakadilan. Setiap orang yang terkasih dalam Tuhan memiliki potensi untuk menjadi percikan api yang menyalakan kasih dan terang Kristus di sekitarnya. Kisah Epenetus mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki peran unik dan berharga dalam rencana besar Allah, dan keberanian dalam iman selalu berbuah.