Apabila Tuhan, Allahmu, telah mengaruniakan kepadamu rehat dari segala musuhmu di sekelilingmu, di negeri yang akan dikaruniakan Tuhan, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah kaubinasakan segala mezbah berhala.
Ayat Ulangan 12:20 ini membawa pesan yang kuat dan relevan bagi umat Tuhan, baik di masa lalu maupun di masa kini. Ayat ini berbicara tentang momen krusial dalam perjalanan bangsa Israel, yaitu ketika mereka akhirnya diberikan kedamaian dan keamanan dari musuh-musuh mereka di tanah perjanjian. Setelah bertahun-tahun berjuang dan berpindah-pindah, Tuhan memberikan istirahat dan kepastian. Namun, momen kedamaian ini tidak datang tanpa tanggung jawab.
Perintah yang menyertai karunia kedamaian ini adalah untuk "membinasakan segala mezbah berhala". Ini bukan sekadar tindakan fisik untuk merobohkan monumen, tetapi lebih dalam lagi, ini adalah seruan untuk membersihkan hati dan kehidupan dari segala sesuatu yang dapat menggantikan atau menyaingi penyembahan kepada Tuhan yang benar. Mezbah berhala melambangkan penyembahan kepada ilah-ilah lain, yang berarti mengalihkan fokus, kesetiaan, dan kasih dari Sang Pencipta.
Seringkali, ketika kita dihadapkan pada tantangan dan kesulitan, iman kita diuji dan diperkuat. Kita berseru kepada Tuhan, memohon perlindungan dan pertolongan. Namun, ketika Tuhan mengaruniakan "rehat dari segala musuh," yaitu ketika situasi mulai membaik, ada potensi bahaya lain yang mengintai: kelalaian spiritual. Kemudahan dan kenyamanan bisa membuat kita lupa akan sumber kekuatan kita yang sejati.
Ulangan 12:20 mengingatkan kita bahwa kedamaian yang dikaruniakan Tuhan seharusnya memicu kita untuk semakin memperdalam hubungan dengan-Nya, bukan malah menjauh. Membinasakan mezbah berhala berarti secara aktif menyingkirkan segala bentuk godaan, kebiasaan, atau prioritas yang mengambil tempat Tuhan dalam hidup kita. Ini bisa berupa obsesi terhadap materi, ambisi pribadi yang berlebihan, kesenangan duniawi yang memabukkan, atau bahkan pola pikir yang tidak sesuai dengan kebenaran Tuhan.
Bagi kita hari ini, "tanah perjanjian" mungkin bukan lagi tanah fisik, melainkan kondisi kehidupan yang Tuhan berikan kepada kita. "Rehat dari segala musuh" bisa diartikan sebagai terlepas dari masalah besar, krisis, atau kesulitan yang pernah melanda. Ketika kita menemukan diri kita dalam keadaan yang lebih stabil dan tenang, ayat ini menjadi pengingat yang sangat penting.
Apa "mezbah berhala" dalam hidup kita saat ini? Apakah ada hal-hal yang kita beri tempat utama dalam hati kita, yang seharusnya hanya untuk Tuhan? Apakah kesibukan, hiburan, atau bahkan hubungan yang baik justru perlahan mengalihkan fokus kita dari Sumber kehidupan yang sebenarnya? Ayat ini mendorong kita untuk melakukan introspeksi diri yang jujur. Ini adalah panggilan untuk kesetiaan yang teguh, untuk memastikan bahwa penyembahan kita tulus dan eksklusif hanya kepada Tuhan. Dengan membersihkan hati dari ilah-ilah lain, kita membuka ruang yang lebih luas bagi hadirat dan tuntunan-Nya, sehingga kedamaian dan berkat-Nya dapat mengalir lebih penuh dalam kehidupan kita.
Ulangan 12:20 adalah ayat yang menginspirasi untuk terus waspada dan menjaga integritas spiritual kita. Karunia rehat dan keamanan dari Tuhan adalah kesempatan emas untuk mengokohkan iman, bukan untuk bersantai dalam kelalaian. Dengan tekad untuk menyingkirkan segala bentuk penyembahan palsu, kita memuliakan Tuhan dan mempersiapkan hati kita untuk menerima lebih banyak lagi kebaikan dan berkat-Nya.